Pisang merupakan buah yang digemari banyak orang, tak heran setiap ada acara pasti ada buah yang satu ini, baik pas acara hajatan, sunatan bahkan saat menjenguk orang sakit. Karena banyak dibutuhkan tak heran banyak orang yang mematangkan pisang dengan cara yang instan, seperti di karbit misalnya. Alasan selain butuh buah pisang dalam jumlah banyak secara bersamaan, biasanya hal ini dilakukan untuk menghindari buah pisang yang dimakan codot atau kelelawar, mungkin juga ada yang mencurinya jika dibiarkan di pohon.
Memang mengkarbit buah pisang masak menjadi matang sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat. Hasilnya pun juga bagus, pisang bisa matang dengan rasa yang enak, meskipun lebih lezat yang masak di pohon. Namun ternyata ada efek yang tidak baik dari hasil pengkarbitan ini, sekali bukan masalah buah pisangnya tapi kulit pisang mengandung racun yang mematikan.
Ya kulit pisang ini mengandung racun, buktinya sudah ada dua kambing di desa saya yang mati setelah sehari sebelumnya makan kulit pisang yang karbitan. Kurang lebih begini kronologinya, jadi Mbok Marni tetangga saya mendapatkan kiriman makanan dari saudara yang sedang hajatan, berbagai macaman ia dapat mulai nasi lengkap dengan lauk pauk, apem, jadah, rangginan dan tak lupa buah pisang.
Nah setelah pisangnya di makan, seperti biasa kulit pisang dikasihkan kambing peliharan. Si kambing dengan lahap memakan kulit pisang tadi, nikmat mungkin rasanya. Naas nya keesokan harinya si kambing berak darah, mungkin akibat karbit yang masih tersisa di kulit pisang hajatan kemarin. Akhirnya si kambing meninggal dunia karena keracunan.
Masih tentang kulit pisang karbitan, ternyata masih ada hewan ternak yang kebal dengan racunnya. Dia adalah si menthok yang makan apapun di hadapannya, karena suatu hari Nenek saya pernah juga ngasih makan menthok dengan campuran potongan kulit pisang karbitan tadi. Hasilnya si menthok hidup sehat dan tumbuh besar, hingga lebaran kemarin menjadi menu utama keluarga kami.hehehe
Intinya tetap hati-hati dengan kulit pisang yang karbitan ya, jangan sampai termakan hewan ternak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H