Mohon tunggu...
hamdi rosyidi
hamdi rosyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis karena bingung mau ngapain

Dunia punya banyak variabel, tidak semua harus diskenariokan di kepala!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ricis Pamit Nge-Youtube, Mau Jadi Menteri Millenial?

29 Juli 2019   11:07 Diperbarui: 29 Juli 2019   11:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan para netizen penggemar youtuber Ria Ricis mendadak  ramai dengan video terakhirnya yang diupload kemaren. Dengan judul 'Saya Pamit', video tersebut telah ditonton sampai saat ini mencapai 3,2 juta.

Sebagaimana judulnya, Ricis menyampaikan melalui videonya kepada para subscribernya yang kini hampir mencapai 16 juta bahwa ia akan undur diri dari dunia per-youtube-an yang entah sampai kapan. 

Ia merasa bahwa selama menjadi youtuber ia merasa berada di titik terendah. Ia juga menceriatakan sekilas perjalanannya menjadi youtuber yang mulai ia rintis sejak 2013. 

Ia merasakan jatuh bangun sulitnya membangun karir dalam di masa-masa awal. Diawal ia melakukan segala sesuatunya sendiri, mulai dari mencari ide konten, rekaman maupun edit video. 

Bahkan pernah sekali waktu ia menyebut harus menyelesaikan edit videonya meskipun sudah lelah dan 'ngantuk' berat karna seharian sudah syuting, rekaman, iklan, datang ke berbagai kegiatan sehingga harus gonta-ganti baju. Ada beberapa hal yang ingin saya catat perihal kepamitan secara mendadak youtuber dengan subscriber terbanyak se-Asia Tenggara ini.

Hiruk Pikuk Dunia Selebriti

Meskipun Ricis merupakan youtuber, bukan seorang artis  yang menggeluti secara khusus dalam dunia perfilman. Namun sosoknya sudah begitu digandrungi berbagai pemberitaan selebriti. 

Tentu popularitas mengandung konsekuensi. Memang popularitas banyak yang menginginkan, banyak yang mengejar-ngejar, banyak yang bersaing habis habis-habisan untuk hal tersebut. 

Namun menjadi sosok yang populer juga memiliki tantangan dalam menjaga privasi. Begitu banyaknya hal yang sifatnya pribadi menjadi konsumsi publik. 

Apalagi berbagai media massa selalu mati-matian mencari cara agar hal yang privasi tersebut dapat terendus demi memenuhi hasrat penggemarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun