Uzlah adalah istilah dalam bahasa Arab yang mengacu pada konsep "penarikan diri" atau "isolasi" secara spiritual atau sosial. Dalam konteks spiritual Islam, uzlah merujuk pada praktik penarikan diri dari dunia sehari-hari untuk memperdalam hubungan seseorang dengan Allah. Ini sering kali melibatkan pergi ke tempat yang terpencil atau menjauh dari keramaian untuk beribadah, introspeksi, dan refleksi.
Saya teringat, Â perkataan Kiai Thayyib Bin Samiuddin, Rubaru Sumenep (2003), Â bahwa uzlahnya seseorang tidak harus menyendiri dalam Gua, namun dalam setiap tarikan nafas selalu menyebut "Allah", sehingga ia seakan-akan bersama Allah dan mengosongkan diri dari selain Allah. Secara hakekat pernyataan kiai thayyib sudah sesuai dengan pendapat para sufi.
Coba kita lihat pendapat para sufi dalam pemaknaan Uzlah, Al-Ghazali memaknainya, Attafarrud anil khalgi (menyendiri dari Makhluk). Melihat ta'rif yang dilontarkan al-Ghazali, menyendiri dari makluk bisa dilalui dengan menyediri di Gua. Namun mana yang lebih utama antara uzlah dan bergaul, lebih utama bergaul dengan syarat menjalankan ajaran-ajaran Islam. Â Â
Syaikh Jamaluddin Al-Qasyimi ad-Dimasqi, Orang yang istikamah ibadah, tafakkur, mengajar ilmu, belajar dan menjauhi semua larangan Allah, termasuk Uzlah. Dengan demikian dalam bulan ramadhan ini, kita selaku umat islam marilah uzlah dalam rangka menuju rahmat Allah, terutama di Minggu kedua ini.
Bahkan dalam penjabaran yang lebih lengkap, bergaul dengan makhluk itu lebih utama dari pada uzlah dalam makna lebih sempit, seperti menyendiri di Gua, bahkan tidak keluar kamar, yang pada gilirannya tidak sempat bekerja, maka menurut hemat saya hukumnya berdosa.Â
Uzlah atau Bekerja?
Hal tersebut sesuai dengan Kaidah Fikih, "Kepentingan umum lebih didahulukan dari pada kepent ekerja?
Manusia adalah manusia sosial yang harus bekerja, karena ia mempunyai tanggungan, istri, orang tua dan anak. Bagaimanakah  ketika  ada seseorang yang  uzlah,  sementara masih ada tanggungan, apakah ia berdosa?
Menurut kaidah fikih, kepentingan umum lebih didahulukan, ini mengacu pada usul khamasi salah satunya, hifdunnafsi, hifdul ir'dhi . dengan demikian hidup ini bukan hanya satu sisi saja.
Pertanyaan mengenai mana yang lebih utama antara uzlah (menarik diri untuk beribadah dan refleksi) dan bekerja tergantung pada konteks dan perspektif individu. Berikut adalah beberapa poin untuk dipertimbangkan:
Konteks Agama: Dalam banyak agama, baik Islam maupun dalam tradisi spiritual lainnya, uzlah (menarik diri untuk beribadah dan refleksi) dianggap sebagai cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Namun, pekerjaan yang baik juga dapat dianggap sebagai bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik dan dijalankan dengan integritas.