JAKARTA - Konflik antara Syiah-Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur pada Minggu (26/8) sangat memilukan. Aksi kekerasan yang telah merenggut korban jiwa tersebut terjadi diantaranya persoalan perbedaan keagamaan.
MenurutHasibullah satrawi, perbedaan keagamaan (Syiah dan Sunni) menjadi pemicu yang kemudian meledakan sebuah aksi kekerasan. Namun, sambung Satrawi, selain persoalan perbedaan keagamaan ada persoalan lain diluar sana, seperti persoalan ekonomi, politik “dipastikan ada penyebab lain di luar perbedaan paham keagamaan yang kemudian menyulut konflik secara lebih cepat. Penyebab lain dimaksud bisa dalam bentuk ekonomi, politik, kekuasaan atau bahkan keterbelakangan secara pendidikan”. Papar Putra Madura ini
Cendikiawan muslim ini mengatakan, bila perbedaan keagamaan menjadi penyebab tunggal bagi terjadinya aksi kekerasan atau sebuah konflik, niscaya wilayah lain dan komunitas lain pun mengalami konflik yang kurang lebih sama. Karena dipastikan, perbedaan keagamaan juga teradi di wilayah lain dan di dalam komunitas lain. Oleh karena itu, menganggap perbedaan keagamaan menjadi sumber utama konflik tidak tepat.
“Semua ini menunjukkan bahwa ada penyebab lain di luar perbedaan keagamaan bagi terjadinya sebuah konflik. Penyebab-penyebab itulah yang kemudian mempercepat atau memperparah konflik yang ada. Inilah yang membuat sebuah konflik terjadi di satu wilayah, tapi tidak terjadi di wilayah yang lain. Begitu juga, sebuah konflik berlangsung secara akut di satu wilayah, tapi relatif lebih ringan di wilayah yang lain. Dan begitu seterusnya.” Terangnya
Pria yang aktif sebagai pengamat sosial keagamaan ini menuturkan, aksi kekerasan seperti yang terjadi di Sampang membutuhkan solusi yang terintegrasi dan melibatkan semua pihak terkait. Dalam hal keagamaan, contohnya, para alim ulama dan tokoh agama sejatinya dilibatkan untuk menjelaskan kepada masyarakat luas bahwa Islam melarang keras aksi kekerasan. Apalagi aksi kekerasan yang terjadi sampai pada tahap menimbulkan korban jiwa yang sangat dihormati dalam Islam.
Peran yang tak kalah besar harus juga dilakukan oleh pemerintah, khususnya dalam hal mengatasi kemiskinan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Sebagaimana telah disampaikan, keterbelakangan ekonomi dan pendidikan akan mempermulus jalan konflik dalam kehidupan masyarakat. Khususnya konflik keagamaan yang penuh dengan dengan simbol-simbol suci. imbuhnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H