Mohon tunggu...
Mahasiswa
Mahasiswa Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar untuk membuat sebuah karya

Mahasiswa yang haus dengan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Sumpah Pemuda Jangan Sampai Hilang di Era Teknologi

27 Oktober 2020   20:20 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:23 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mingggu, 28 Oktober 1928, adalah bukti dari tekad para pemuda Indonesia. Tekad untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Sumpah pemuda sangat berdampak besar bagi perjuangan bangsa. Sumpah pemuda merupakan landasan persatuan Indonesia. Yang mana pada saat itu Indonesia sedang dalam jajahan Belanda, dan Belanda memperlakukan rakyat Indonesia dengan cara tidak manusiawi. Melihat hal tersebut, para pemuda akhirnya sadar, lalu meraka menyatukan pendapat dan pemikirannya.  

Diadakanlah sebuah kongres pemuda. Kongres tersebut dihadiri pelajar, mahasiswa, dan perwakilan pemuda daerah. Tujuan dari Kongres pemuda ini tidak lain untuk melahrikan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indoneisa, dan memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Setalah melalaui beberapa kongres yang telah dilakukan, maka pada tanggal 28 Oktober  1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga Sumpah Setia. Kemudian disebutlah sebagai Sumpah Pemuda, sebagai berikut :

Pertama : Kami puta putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua     : Kami putra putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indoensia.

Ketiga     : Kami putra putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Sangat jelas perjuangan para pemuda-pemuda bangsa, untuk memperjuangkan bangsa yang pada saat itu dijajah oleh Belanda, dengan pesatuan maka akan melahrikan sebuah cita-cita yang di harapkan seluruh rakyat Indonesia, dan bukti dari persatuan tersebut maka merdekalah bangsa Indonesia ini, yang sampai saat sekarang ini kita bisa hidup dengan layak tanpa adanya penjajahan.

Akan tetapi jajahan saat ini bukan dengan cara terang-terangan ataupun dengan cara menodongkan senjata. Jajahan tekonologi, mengapa teknologi juga disebut jajahan ?, Teknologi akan menjajah diri kita sendiri dan bangsa apabila kita menyalah gunakan teknologi tersebut. Contoh saja dalam kehidupan kita sendiri, ketika kita menggunakan teknologi Smart Phone, jika kita terpedaya, kita bisa lupa dengan waktu, sehingga banyaknya waktu yang terbuang karena penyalah gunaan teknologi.

Tekonologi dibuat agar mempermudah kita dalam melakukan sebuah pekerjaan dan lainnya. Tekonologi juga bisa menghilangkan sejarah, terutama Sumpah Pemuda. Banyak sekali contoh yang ada di sekeliling kita salah satunya yaitu, Yang berada di sekolah SD  , SMP, SMA, atau pun Jenjang Perguruan Tinggi mereka memiliki Teknologi Smart Phone dengan menyalah gunakannya dan sangat minim sekali digunakan untuk hal yang penting. Dengan banyak nya generasi muda Indonesia yang menyalah gunakan teknologi tersebut maka dengan perlahan pun sejarah sumpah pemuda ini akan hilang.

Karena minimnya dengan sejarah perjuangan para pemuda Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini, maka banyak pemuda-pemuda sekarang yang bermalas-malasan dan terlalu mementingkan  teknologi dari pada yang ada di sekitarnya. Coba saja kita bertanya kepada pemuda saat ini tentang sejarah Sumpah Pemuda, tokoh-tokoh Sumpah Pemuda, pasti sebahagian besar generasi milenial saat ini tidak akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Upaya agar sejarah Sumpah Pemuda tidak hilang yaitu, selalu mengulang- ngulang kembali membaca sejarah dan memperingati hari Sumpah Pemuda,  dengan melakukan berbagai kegiatan positif. Maka akan menggerakkan kembali semangat pemuda-pemuda Indonesia yang bermalas-malasan yang dikarenakan  penyalah gunaan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun