Pernah naik kapal laut dari Padang Bai, Bali, menuju Lembar, Lombok? Menyenangkan? Ya, tentu ada, tapi kadang ada 'dongkolnya' juga. Nah, soal dongkol, ada dua hal menyebalkan ketika melakukan perjalanan lewat jalur laut Bali-Lombok.
Pertama, selalu ada asap rokok meskipun sudah tertulis dilarang merokok. Bagi perokok, tentu ini dianggap biasa. Namun, bagi kami yang bukanlah perokok, merasa risih karena harus menyedot racun.
Umumnya, perokok di kapal, menikmati rokoknya di luar ruang penumpang. Menyedot racun sambil menikmati pemandangan dan bercengkrama dengan sesama perokok.
Sesekali waktu ada saja yang egois merokok di dalam ruang penumpang. Mau keluar, ada asap rokok, tetap di dalam, tidak tahan asap mengepul di tempat. Serba salah.
Kedua, terkadang jam berangkat dan sandar molor jauh. Satu sampai dua jam menunggu dengan harap-harap cemas. Keterlambatan ini sering lebih disebabkan minimnya fasilitas sandar kapal. Dua atau tiga labuhan sandar dirasa masih kurang.
Kapal satu harus menunggu kapal lain ketika hendak sandar. Satu sampai dua jam hanya terapung diam bersama bosan sesekali menyapa.
Menyebalkan atau tidak, tentu relatif. Menyesuaikan dengan keadaan dan kebiasaan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H