Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Terbenam

22 Januari 2021   21:29 Diperbarui: 22 Januari 2021   21:35 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupikir matahari sudah penat
Dan ia ingin istirahat

Terlukis di kaki langit
Lukisan yang untuk meniru pun sulit

Memang Tuhan itu rumit
Dan benakku bergelimang tahmid

Aku seperti dirasuki malaikat yang membisik
Di tiap matahari terbenam
Padahal aku tak punya indra keenam

Alam sedang merangkul pundak jiwaku
Menyampaikan salam dari yang Sempurna

Matahari terbenam
Namun batinku melayang
Hendak terbit dan mekar dari kuncupnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun