Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Maaf Syekh Ali Jaber, Doamu untuk Dimakamkan di Lombok Belum Terkabulkan

17 Januari 2021   19:28 Diperbarui: 17 Januari 2021   19:47 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/Syekh Ali Jaber

Dalam sebuah tausiah di Lombok, Syekh Ali Jaber pernah mengungkapkan harapan untuk dimakamkan di bumi seribu masjid ini. Bukan sekedar harapan atau cita-cita belaka. Beliau mengekspresikannya dalam bentuk doa.

"Saya bercita-cita dimakamkan di Lombok. Meskipun di dalam doa saya meminta untuk dimakamkan di madinah, namun jika ternyata saya meninggal di Indonesia, saya memohon kepada Allah, ya Allah makamkan saya di Lombok."

Begitulah kurang lebih doa syekh Ali Jaber dalam pembukaan tausiahnya di Lombok beberapa tahun lalu. Beliau ingin dimakamkan di Lombok karena daerah ini mempunyai sejarah bagi dirinya dan keluarganya. Kakek beliau meninggal dalam perjuangan melawan penjajah Jepang di daerah ini. Selain itu, beliau juga merasa nyaman jika berada di daerah yang pernah dipimpin dua periode oleh Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi ini.

Warga di sini berharap ulama tersebut dimakamkan di Lombok ketika tersiar berita meninggalnya ulama santun itu. Namun, kenyataan berkata lain. Setelah keluarga bermusyawarah, beliau dimakamkan di Pondok Pesantren binaan Ustadz Yusuf Mansur di Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten pada kamis 14 Januari 2021.

Keputusan memakamkan Syekh Ali Jaber di Ponpes Darul Quran harus dihormati. Mengingat itu adalah keputusan keluarga setelah bermusyawarah. Selain itu, keputusan tersebut mungkin yang terbaik di tengah situasi pandemi virus corona ini.

Ketika berita kematian ulama yang pernah tinggal di Lombok ini tersebar, banyak warga di sekitar saya yang ingin hadir ke pemakamannya. Tentunya jika pemakamannya dilaksanakan di bumi sasak ini. Pasti akan terjadi kerumunan masa yang berbondong-bondong dari orang-orang sepulau Lombok. Hal ini tentu agak membahayakan di tengah pandemi.

Meskipun demikian, sebagai orang Lombok tetap saja saya menyembunyikan harapan beliau dimakamkan di daerah ini. Saya hanya ingin mengucapkan maaf, doa beliau belum terkabulkan.

Dalam sebuah tausiahnya, Syekh Ali Jaber pernah menjelaskan hadis riwayat Ahmad, ada tiga proses terkabulnya doa seorang muslim. Pertama, Allah kabulkan dengan segera doanya itu. Kedua, Allah menghindarkannya dari keburukan atau musibah. Ketiga, Allah menyimpannya berupa kebaikan di akhirat kelak. Insya Allah, doa beliau Allah berikan di akhirat kelak dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Allahumagfirlahu warhamhu wa afihi wafuanhu.

Selamat jalan Syekh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun