Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Berbusana Tidak Menyebabkan Seorang Anak Merasa Eksklusif

29 September 2020   10:27 Diperbarui: 29 September 2020   10:41 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
merdeka.com (Arsy anak Anang Hermansyah dan Ashanty)

Nong Andah Darol Mahmada, istri politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sedang menjadi pembicaraan lantaran rekaman wawancaranya di DW Indonesia. Satu poin penting yang saya dapat dari pemikirannya adalah penggunaan jilbab sejak dini dapat membuat anak menjadi merasa eksklusif. Padahal eksklusifitas tidak disebabkan oleh cara berbusana, tetapi lebih dikarenakan karakter atau kepribadian. Perihal berbusana tertentu meningkatkan kepercayaan diri, itu lain cerita.

Ada orang yang mengenakan pakaian dengan merek terkenal dan mahal yang menyebabkan dirinya merasa ekslusif. Pakaiannya minim bahan sehingga menampilkan bagian tertentu anggota badan yang seharusnya tidak perlu diperlihatkan.

Akan tetapi dia tidak mengkritisinya. Mengapa tidak dikritisi? Mengapa tidak dianggap berbahaya padahal menimbulkan perasaan merasa eksklusif dan cenderung hidup ekklusif?

Ada orang mengendarai mobil dengan merek tertentu. Mewah dan mahal, sehingga timbul rasa eksklusif. Tidak juga dikritisi. Mengapa harus didikan orang tua kepada anaknya untuk mengenakan jilbab yang dikritisi?

Tulisan ini tidak bermaksud mengkritisi orang-orang yang berbusana dengan merek mahal, bermobil mewah, dan sejenisnya. Mengapa?

Karena toh ternyata ada juga orang yang berpakaian merek ternama, mahal, ternyata hidupnya inklusif. Bergaul dengan masyarakat  dengan berbagai latar belakang. Bermobil mewah,  mahal, toh bermasyarakat secara normal tanpa memandang latar belakang.

Apa artinya?

Merasa eksklusif itu kembali kepada karakter atau kepribadian masing-masing. Didikan orang tua dan faktor lingkunganlah yang lebih berpengaruh terhadap perasaan eksklusif.

Jadi, jika orang tua mendidik anaknya untuk mengenakan jilbab sejak dini, itu bukanlah penyebab seorang anak merasa diri eksklusif.

Satu contoh menarik yang saya dapat dari retwit pendiri drone emprit. Ada seorang guru perempuan muda berjilbab lengkap dengan niqob (cadar), malah bergaul dengan skaters (pemain skate board yang didominasi laki-laki dan terkenal sebagai kalangan anak gaul).

Jika memang jilbab dan niqob dikatakan sebagai penyebab seseorang merasa diri eksklusif, coba tunjukkan dimana guru muda ini merasa eksklusif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun