Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Penantian di Atas Sampan

8 Juni 2020   17:30 Diperbarui: 8 Juni 2020   17:19 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin ikan-ikan di lautan ini belum merasa lapar
Atau bahkan mereka sedang berpuasa?
Sedemikian kusut cemberut sampai kering asin tenggorokan
Umpan yang kulemparkan dengan cukup banyak mata pancing tidak juga dilahap

Hati panas dan dada sudah seperti gelas yang dituang air mendidih
"kriikkk"
Retak, pecah
...
Di atas sampan
Sudah berbilang banyak penantian
Hujan dan gelombang di waktu malampun tidak pupus harapan
Tapi napas mulai terengah dan lelah
...
Mungkin dunia ini terbalik
Seperti inginnya kubalikkan sampan ini dan tenggelamlah aku bersamanya di lautan lepas

Bukanlah aku sedang memancing dengan banyak kail dan menanti
Sepertinya akulah ikan di lautan ini
Yang jumawa melihat umpan
Kumasukkan ke dalam terkaman mulut
Tapi baru sedikit melumat lalu kubuang begitu saja

Kutengok ikan-ikan lain kawanku itu
Mereka lumat habis umpan dan ikut naik ke atas perahu
Mereka bermetamorfosis menjadi ikan asin, ikan kaleng, sate ikan, macam-macam

Di sisa serak suaraku bersorak
Kudengar mereka teriak dari kejauhan
"Inilah cara kami berterimakasih pada Tuhan, hai kawan!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun