Wartawan dan pemilik media sangat berjasa besar membangun peradaban. Tentu hal itu terwujud jika mereka bertanggung jawab, berbudi, dan jujur. Kyai menambahkan bahwa keimanan dan ketaqwaan juga hal penting untuk terealisasinya itu semua.
Hal sebaliknya, keburukan akan terbuka dikarenakan wartawan dan pemilik media suka berbuat keonaran. Maunya rating tinggi dan berita fenomenal bernuansa konflik.Â
Bila tidak jujur, tidak beriman dan tidak bertaqwa, maka mudah sekali dibayar hanya untuk memoles sesuatu yang buruk menjadi terlihat baik, dan yang baik terlihat buruk. Bagaikan racun dunia, kyai Buchori Masruri mengumpamakannya.
Terkait judul lagu, saya tidak mengetahui mengapa beliau memilih judul "wartawan ratu dunia". Saya hanya menduga, beliau menyandingkan kedudukan wartawan dengan analogi raja dan ratu.Â
Raja mampu berbuat segalanya. Sementara, ratu bisa merayu raja untuk mengambil keputusan. Artinya, beliau menaruh perhatian besar karena insan pers menempati posisi penting untuk pembangunan. Baik pembangunan negara, maupun pembangunan sumber daya manusia rakyatnya.
Jelas, sang Kyai ingin kita semua terutama insan pers, terus bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sebagai pondasi pembangunan. Pers adalah pilar keempat pembangunan. Semoga kita bersama dapat menarik pesan moral dari lagu karya KH Buchori Masruri ini.
Mari bersama-sama mendoakan Kyai.
Selamat bernostalgia,
Selamat Hari Pers.
Vidio lagu wartawan ratu dunia dapat ditonton di sini