Di atas puncak sembalun
Kita terpesona
Penuh rasa takjub
dan syukur
Di waktu itu
Belumlah musim penghujan
Tapi hamparan sawah
Kebun palawija
Berbaris
Seakan mozaik
Puzel kotak-kotak
Hijau terang
Berselingan hijau gelap
Ada juga kemuning
Diterpa berkas sinar matahari sore
Di puncak bukit sembalun
Ramai-ramai berfoto dan selfie
Bukit yang curam
Badan yang oleng
disiram hembusan angin gunung
Tak membuat surut
Rupanya takut telah mati rasa
Dicabut pesona
Puncak dan lembah sembalun
Di puncak bukit itu
Sembalun
Kita bersorak
Euforia kenikmatan
Lupa bencana gempa
Tujuh skala richter
Tahun lalu
Di puncak bukit Sembalun
Seluruh dunia mengakui
Turis yang berdatangan
Sumber perapian dapur
Agar perut dan dahaga
Berhenti bergejolak
Stroberi dan bermacam sayur
Petik saja sendiri
Biar terngiang
dan banyaklah cerita
untuk kawan dan keluarga
Kopi Sembalun seruput saja
Mumpung dingin mengerutkan jemari
Di dalam gelas tembikar
Tentu aromanya menancap
di hati
Lelah maka rebahlah
Tidurkan biar lebur
dalam kantuk
Di dalam kamar homestay
Mimpimu bangkit
dan berlarian kembali
ke arah bukit dan lembah sembalun
Rupanya begitu cintanya
dirimu
Di puncak bukit Sembalun
Diramaikan doa
Ditanami kepedulian
Biarkan bersih
dan tetap hijau
Di puncak bukit Sembalun
Cintamu pada alam
Semakin bersemi
Semoga...