Media sosial (medsos) biasanya dikambing hitamkan sebagai sumber hoax. Padahal biang kerok sebenarnya tidak lain adalah sifat kemanusiaan yang hilang dari manusia itu sendiri.
Medsos memang seperti pedang bermata dua. Satu sisi bermanfaat dan sisi lainnya mampu memberi mudarat. Salah satu manfaat medsos dapat dilihat seperti saat ini, musibah bencana banjir jakarta di awal tahun 2020. Medsos membantu mempercepat penyampaian informasi lokasi korban bencana banjir kepada pihak yang berwenang.
Menurut saya pribadi, twitter adalah medsos terbaik dan terpercaya dalam hal ini.
Informasi dengan maksimal 280 karakter membuat pesan terasa singkat dan padat sehingga dapat cepat direspon. Apalagi di twitter sudah dilengkapi dengan video broadcast, tentu cuitan semakin informatif.
Di lini masa twitter, saya melihat beberapa cuitan penduduk DKI Jakarta yang mengabarkan lokasi yang belum dijamah Badan Penanggulangan Bencana setempat. Cuitan itu pun mendapat respon baik dari beberapa akun resmi instansi bersangkutan dan beberapa organisasi kemanusiaan.
Ada juga cuitan yang isinya nyinyir melulu. Saya perhatikan cuitan-cuitannya dan tampak karakteristik penentang semua kebijakan dan langkah gerak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Di akun-akun lain masih sama, nyinyir tapi serangannya bukan kepada Mantan Mendikbud ini. Saya perhatikan cuitan-cuitannya, dan tampaklah karakteristiknya adalah pendukung berat Anies Baswedan.
Satu benang merah yang terurai adalah pemilu sudah lama berlalu tapi para fans berat dua kubu tidak mampu move on. Mereka tersekat dalam kaca mata kuda, idolanya yang terbaik dalam penanganan banjir Jakarta. "Terr.. laa.. luu.. ", kata pak Haji Roma Irama.
Dalam situasi bencana seperti ini rupanya kemanusiaan itu masih hilang diisi sekat politik identitas, siapa pendukung siapa. Bukan waktunya lagi untuk saling serang, tapi bahu membahu mengatasi kesedihan yang melanda Jakarta.
Selain cuitan nyinyir dan informasi lokasi, ada juga cuitan akun organisasi nirlaba yang berisikan poster informasi donasi untuk penduduk Jakarta. Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa, Darut Tauhid Peduli, Forum Lingkar Pena, dan beberapa akun lain turut turun tangan berusaha membantu. Cuitan-cuitan seperti ini terasa bagai udara segar di saat gerah.
Akhir kata, semoga medsos kita terus memberikan manfaat bagi sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H