"Den, kamu liat sepanjang jalan jelek nan bobrok ini?"
Mbah Kimin menarik perhatian salah seorang pelanggan kedai kopinya.
"Ya mbah"
"Ini jalan statusnya jalan kabupaten. Pak Bupati yang berkewajiban membenahi kalo ini jalan bobrok tak terurus."
"Loh, iya toh mbah? Baru tahu."
"Lha, iya. Mesti begitu!"
"Tapi mbah, kok Pak Kades Mancur yang jadi bulan-bulanan, dibuli melulu?"
"Hahaha..."
"Lho, malah tertawa sih mbah?"
Setelah menuang beberapa sendok kopi campuran arabica dan robusta plus geprekan jahe merah, mbah Kimin menepuk pundak pelanggannya itu.
"Den, mereka yang membuli pak kades itu analoginya seperti para pelempar. Ya, mereka para pelempar kotoran sapi."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!