Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makanan yang Cocok untuk Bantuan Darurat Korban Gempa

2 Oktober 2019   23:45 Diperbarui: 2 Oktober 2019   23:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan menjadi kebutuhan yang penting dan mendesak untuk korban gempa. Saya teringat ketika malam terjadi gempa 7 SR di Lombok. Waktu itu kebetulan saya berada di pusat gempa, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Beruntung sekali kejadian itu terjadi tepat saat saya baru saja memasukkan tangan di kobokan setelah selesai makan malam. Bisa ditebak sampai pagi perut masih belum terasa lapar.

Namun bagaimana dengan pengungsi lainnya saat itu, belum tentu mereka sudah makan. Beberapa orang yang membuat api unggun berupaya mencari segala sesuatu yang bisa dimakan.

Kebetulan semua warga kampung berkumpul di lapangan yang lebih tinggi dan berada dekat ladang penduduk. Kacang tanah, ubi, dan labu. Tiga bahan makanan ini yang dijumpai.

Bantuan pangan yang diberikan relawan dan donatur biasanya berupa mi instan dan telur. Kondisi kering membuat susah mendapat air. Alat untuk memasak pun sulit karena rumah roboh dan semua perkakas tertimbun. Bagaimana memasak jika kondisi seperti itu?

Bantuan berupa mi instan dan telur mungkin perlu sedikit digeser. Kondisi darurat membuat pengungsi butuh makanan yang cepat dan mudah penyajiannya. Bahan pangan berupa umbi-umbian cocok untuk situasi ini. Ubi jalar, singkong dan ketela bisa menjadi pilihan bagi donatur dan relawan untuk dikirimkan di saat baru terjadi bencana. Kebutuhan karbohidrat dapat terpenuhi untuk sementara.

Bagaimana dengan gizi pengungsi? Korban bencana tidak hanya butuh karbohidrat. Mereka butuh protein dan lemak untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Surimi, nuget dan abon bisa menjadi alternatif kebutuhan gizi mereka.

Perlu catatan jika yang dikirimkan sebaiknya yang siap santap. Jika tidak maka perlu disediakan aluminium foil agar bahan makanan berupa surimi dan nuget bisa dipanggang di perapian.

Kebutuhan mineral dan vitamin dapat diperoleh dengan memberikan bantuan sayur yang siap dimakan mentah. Misalnya sawi, kemangi, timun, dan terong.

Catatan:
Surimi adalah lumatan daging ikan yang telah dihilangkan tulang dan dikurangi kadar lemak dan biasanya diberi krioprotektan dan beberapa bahan lain untuk mengurangi denaturasi protein dan bisa disimpan dalam waktu yang agak lama serta praktis dalam pengolahan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun