Kurasakan manis senyummu di dalam secangkir kopi hangat
Terbayang wajahmu ketika menyalakan perapian
Tungku dari bata dan kayu bakar di dapur berdinding anyaman bambu
Panci-panci tergantung di antara jelaga bekas pembakaran
Aroma air dimasak kayu bakar itulah bau harum yang selalu kuingat tentangmu
Kopi dan serabi
Selalu kau hidangkan setelah pulang dari surau di pagi buta
Mengunyah serabi tanpa ditemani seduhan kopi hangat bagaikan hidup tanpa wanita ucapmu
Aduhai, gigi yang cokelat karena mengunyah racikan daun sirih, kapur, buah pinang dan sedikit tembakau membuat senyummu tampak lucu
Selalu kuingat kau tak pernah mau menyeduh kopi kalau bukan buatan sendiri
Masih tersimpan penggoreng dan penumbuk kayu milikmu
Lebih tua dari usiamu itulah yang selalu kau ceritakan menjelang tidurku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H