Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Jendela Itu

25 Desember 2018   17:40 Diperbarui: 25 Desember 2018   18:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi. Satu sudut di RS Kota Mataram


Di jendela yang tak berkuping
Ia meraba makna dari sekerumun persepsi...

Lamunan mendung bercabang-cabang mengeroyok batok kepalanya...

Padahal langit begitu cerah
Cukup membakar jika tak mau dikatakan panas menyengat...
Mungkin seakan ingin hatinya melonjak membara...

Di jendela itu
Ia ingin menghapus memori masa lalunya

Namun, di jendela itu jua
Ia ingin segalanya kembali seperti sediakala

Doa pengharapan yang ia curahkan
Sudah mendebui jendela itu
Seonggok upaya tak mampu mengelupaskannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun