Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bocah dan Kakek

5 November 2017   07:45 Diperbarui: 5 November 2017   08:31 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di suatu tempat, di sebuah rumah, seorang cucu dan kakek duduk di sofa,

Televisi penuh riuh berita ibu kota,

Konon pejabatnya baru dilantik,

Bocah bertanya kepada kakeknya,

Mengapa stasiun ini sekarang berbeda?

Si bocah rupanya begitu jeli,

Ia bingung,

Melihat betapa berita di era pejabat lama begitu baik, menjagokan dan mendukung keputusan-keputusannya,

Si bocah berpikir keras, mengapa sekarang stasiun favorit kakeknya kini lebih banyak menyindir, nyinyir dan menghakimi,

Kakek terdiam, berpikir keras, lalu tertidur,

Bocah dan kakek, menonton bersama, stasiun televisi kesukaan kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun