Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Jangan Mau Diprovokasi

24 November 2016   22:17 Diperbarui: 24 November 2016   22:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan, terutama di dunia maya. Banyak informasi yang kurang akurat dijadikan sebagai acuan, disebarluaskan, kemudian dipergunakan untuk saling menghujat, saling menyudutkan.

Kasus yang masih hangat adalah dugaan penistaan agama yang akhirnya memberikan status baru bagi yang bersangkutan, yakni tersangka. Kasus ini seakan-akan menjadi api pemantik yang siap menghanguskan kedamaian berbangsa. Seandainya tidak melontarkan perkataan-perkataan yang di luar kebolehannya sebagai orang yang tidak memeluk agama tertentu. Tentunya tidak akan terjadi saling hujat, saling menyudutkan, saling sindir di media sosial. Sejatinya, memang tidak diperbolehkan berbicara seenaknya yang menyangkut agama orang lain, jika tidak menjaga perasaan orang yang beragama lain maka itu dapat saja dikatakan menyulut kebencian suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Kasus yang baru-baru ini patut menjadi pelajaran bagi kita bersama. Karena efek satu perkataan yang seharusnya tidak diucapkan malah berimbas panjang lebar.

Jangan pernah membicarakan masalah kitab suci agama orang lain, cara beribadah orang lain, dan hal-hal lain yang menyangkut tentang agama orang lain. Pengecualian bagi orang yang memang khusus mengkaji dan meneliti mengenai agama-agama di muka bumi, seperti halnya para ilmuan dan tokoh-tokoh agama seperti kiyai, tuan guru, romo, pendeta, pedande, biksu, dan sebagainya.

Indonesia Negara yang besar, kemerdekaannya diperoleh dengan upaya yang mengorbankan jiwa dan raga. Seharusnya kita malu kepada pejuang-pejuang kemerdekaan. Bahkan perjuangan tersebut dilakukan sejak nusantara masih dipenuhi kerajaan hindu-budha, kerajaan islam, dan kerajaan-kerajaan lain yang akhirnya sekarang menyatu menjadi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Kita jangan mau terprovokasi oleh perbuatan-perbuatan tak bertanggungjawab yang dilakukan segelintir orang. Mari kita cegah hal-hal yang dapat menjadi pemantik kebencian atau permusuhan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Indonesia adalah Negara besar yang kaya sumberdaya alamnya. Kekayaan ini tentu membuat manusia-manusia rakus dan tamak tergila-gila dan ingin menguasai sepenuhnya. Berbagai skenario, intrik dan tipu daya dilakukan. Tujuannya satu, mengeruk keuntungan dibalik hancurnya peradaban kita. Jadi, sepatutnya kita jaga kedamaian, kita cegah perselisihan, entah itu di dunia nyata maupun dunia maya. Mari belajar untuk tidak menyakiti hati pemeluk agama lain. Sekali lagi, Indonesia janganlah mau diprovokasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun