Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Unlimit8] Mimpiku Membangun Perpustakaan di Daerah Terpencil Tanpa Batas

13 Mei 2016   20:40 Diperbarui: 19 Mei 2016   10:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesukaan membaca buku membuat saya lumayan sering memburu buku-buku keren di beberapa toko buku di Kota Mataram. Semakin lama, buku-buku koleksi saya cukup banyak menumpuk di lemari dan meja di kamar. Penat melihat kamar yang dipenuhi buku, saya akhirnya memutuskan memilih beberapa buku untuk dibagikan ke beberapa perpustakaan sekolah yang membutuhkan. Hal ini terus berulang sampai akhirnya saya berfikir membuat komunitas yang berbau perbukuan atau semacam taman baca.

Saya mempunyai satu teman yang dulu pernah bersama-sama menjadi anggota komunitas kepenulisan yang memiliki cabang di seluruh Indonesia. Menurut saya, teman yang satu ini cocok untuk diajak kerjasama membangun komunitas impian saya. Kebetulan sekali ia tertarik dengan ide tersebut.

Semula saya berniat membangun taman baca di satu tempat saja. Namun, setelah saya melihat kondisi di lapangan, rasanya kurang seru jika hanya membangun taman baca di satu tempat. Akhirnya saya memutuskan membentuk komunitas yang tujuannya membangun banyak perpustakaan mini di berbagai tempat terpencil di Lombok.

Buku-buku koleksi di rumah yang masih tersisa tidak terlalu banyak sehingga muncul inisiatif untuk mengajukan bantuan buku ke penerbit. Kebetulan sekali sekitar November 2013 ada program perdana dari satu penerbit yang cukup terkenal di Jogjakarta. Pengajuan permohonan akhirnya saya kirimkan dengan nama komunitas "Sarang Kreatif".

Tidak disangka, komunitas "Sarang Kreatif" masuk dalam daftar penerima 100 eksemplar buku dari penerbit di Jogjakarta tersebut. Buku-buku bantuan akhirnya datang sekitar empat bulan setelah pengumuman. Cukup lama menunggu, tapi itu lebih dari cukup, karena bahagia mendapat buku bantuan.

Banyak halangan dalam merintis komunitas ini untuk mewujudkan impian membangun perpustakaan mini di banyak tempat di Lombok. Mulai dari teman yang diterima bekerja di koran sebagai jurnalis dan saya sendiri yang diterima melanjutkan kuliah di Bogor. Waktu kami terkuras habis di tempat masing-masing.

Di Akhir 2014 sempat nama komunitas ini kami ubah menjadi "Sarang Sharing Community". Dan terakhir kali berubah menjadi "Perpus Kreasi" di awal 2015. Pada tahun ini, ada tiga teman yang ikut bergabung sehingga total pengurus sebanyak lima orang.

Program unggulan kami adalah "Mobile Library On The Spot". Kami membuka lapak perpustakaan di daerah terpencil dengan modal buku-buku yang dimasukkan ke dalam tas ransel dan naik sepeda motor. Memang baru satu lokasi yang paling sering dikunjungi yaitu Dusun Karang Tal di Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Daerah lainnya seperti di Gumantar di Kabupaten Lombok Utara juga pernah dikunjungi.

Usaha menambah buku-buku koleksi terus dilakukan. Modal swadaya pun dilakukan. Tapi buku yang dapat terbeli masih terbatas. Kami masih kekurangan buku.

Di tahun 2015 ini juga kebetulan sekali ada program ulang tahun salah satu penerbit besar yang juga masih satu grup dengan kompasiana. Kebetulan ada teman yang merasa kami pantas untuk diikutsertakan dalam program penerbit tersebut. Walhasil, nama komunitas kami tercatat sebagai 100 komunitas, perpustakaan atau taman baca yang berhak mendapat bantuan buku.

Saya sungguh senang melihat perkembangan komunitas ini. Impian saya untuk membangun banyak perpustakaan mini di daerah-daerah terpencil di lombok terasa semakin dekat untuk diwujudkan. Ya, bagi saya ini adalah impian Unlimit8 yang sangat harus diwujudkan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun