Mohon tunggu...
hamdansukron
hamdansukron Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Jakarta

hamdan masiswa hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Jerami Menjadi Produk Shampo Alami: Solusi Lingkungan dan Kesehatan

15 November 2024   11:29 Diperbarui: 15 November 2024   12:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lokasi Kuliah Keja Nyata (KKN) kami bertempat di Desa Tegal Panjang yang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah sebesa 441 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 4.796 jiwa dan jumlah keluarga sebanyak 1.299 keluarga. Desa Tegal Panjang terdiri dari 6 RT dan 2 RW. Desa ini berbatasan dengan Desa Sukagalih, di sebelah utara, Desa Cariu di sebelah Timur, Desa Sekarwangi di sebelah Selatan, dan Desa Sukagalih di sebelah Barat.

Desa Tegal Panjang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah yang kemudian diolah menjadi berbagai komoditas yang menjadi ciri khas dan sumber utama penghasilan masyarakat setempat. Diantaranya adalah padi, sayuran seperti timun, kangkung, kacang-kacangan, jagung dan lainnya.  Adapun potensi sumber daya alam lainnya yang terdapat di Desa Tegal Panjang adalah bambu, pasir, batu dan sebagainya yang merupakan bahan dasar dalam pembangunan infrastruktur dan lain-lain.

Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah sebesa 441 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 4.796 jiwa dan jumlah keluarga sebanyak 1.299 keluarga. Desa Tegal Panjang terdiri dari 6 RT dan 2 RW. Desa ini berbatasan dengan Desa Sukagalih, di sebelah utara, Desa Cariu di sebelah Timur, Desa Sekarwangi di sebelah Selatan, dan Desa Sukagalih di sebelah Barat.

Desa Tegal Panjang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah yang kemudian diolah menjadi berbagai komoditas yang menjadi ciri khas dan sumber utama penghasilan masyarakat setempat. Diantaranya adalah padi, sayuran seperti timun, kangkung, kacang-kacangan, jagung dan lainnya.  Adapun potensi sumber daya alam lainnya yang terdapat di Desa Tegal Panjang adalah bambu, pasir, batu dan sebagainya yang merupakan bahan dasar dalam pembangunan infrastruktur dan lain-lain.

Dalam melaksanakan program kerja pembuatan shampo dari jerami ini ada beberapa permasalahan, yakni lamanya waktu produksi, karena adanya tahap menunggu campuran bahan selama 1-2 malam yang memakan waktu. Akibat dari waktu produksi yang lama ini, kegiatan pelatihan yang terkait dengan pembuatan shampo tidak dapat dilakukan secara lengkap, yaitu dari awal hingga akhir tahapan pembuatan. Hal ini bisa berdampak pada pemahaman peserta terhadap proses produksi, serta kualitas pelatihan secara keseluruhan.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Participatory Action Research (PAR), yakni pendekatan yang prosesnya memiliki tujuan untuk pembelajaran guna mengatasi permasalahan dan memenuhi kebutuhan praktis masyarakat, serta menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun tahapan metode pendekatan PAR dalam program pembuatan shampo dari jerami ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Tahap identifikasi; yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada masyarakat Desa Tegal Panjang secara parsitipatif untuk mengetahui kebutuhan, potensi, serta peluang atau permasalahan yang ada. Adapun permasalahannya yaitu terkait limbah jerami padi yang menumpuk begitu saja seusai panen.
2. Tahap perencanaan; yaitu dengan merencanakan kegiatan pemanfaatan limbah jerami padi dengan melaksanakan pelatihan pembuatan shampo dari jerami padi sebagai solusi permasalahan yang ada.
3. Tahap penyusunan desain program; yakni merumuskan hasil-hasil dari tahap identifikasi dan perencanaan diatas.
4. Tahap pelaksanaan dan pemantauan; yaitu pelaksanaan pelatihan pembuatan shampo dari limbah jerami, dengan menyampaikan teknik-teknik pengolahan jerami menjadi shampo yang kemudian bisa dijadikan sebagai produk UMKM.
5. Tahap evaluasi; yakni mengevaluasi hasil yang telah dicapai serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini.

pelaksanaan kegiatan
Dalam proses pelaksaan yang dilakukan oleh tim KKN 70 Djeladjah Subagya guna mengetes manfaat nyata yang nantinya akan diberikan oleh shampo alami secara maksimal. Yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan alat dan bahan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan shampo ini mudah didapatkan.
 
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu :
1. Gelas plastik
2. Batang pengaduk
3. Sendok
4. Timbangan
5. Botol/wadah
6. Kaleng
7. Saringan dari kain
Bahan yang digunakan dalam pelatihan ini yakni :
1. Jerami padi
2. Air
3. Texapon
4. Soda Ash
5. Essensial Oil
6. Jeruk Nipis
7. Korek api
 
Kemudian adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan shampo alami yakni : 1) Langkah pertama, mula-mula jerami padi dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air yang terkandung di jerami padi. Kemudian jerami padi dibakar di wadah tahan api seperti kaleng hingga menjadi abu yang berwana hitam. Setelah dibakar, ditunggu dingin lalu dicek abunya. Apabila terdapat bagian padi yang belum terbakar, maka disingkirkan. 2) Langkah kedua, yakni abu dihaluskan dan dilakukan penimbangan. Lalu abu direndam dengan air hingga seluruh abu terendam oleh air.

Proses perendaman dilakukan paling cepat 24 jam dan lebih baik lagi 2 hari 2 malam. 3) Langkah ketiga,  yaitu dilakukan penyaringan dengan kain. Didapatkan hasil yakni residu berupa ampas dan filtrat berupa larutan hitam. Bagian yang digunakan sebagai sampo yaitu filtratnya. Selanjutnya ditambahkan dengan perasan jeruk nipis. 

Hasilnya berupa larutan sampo berwarna kehitaman. Larutan ini sebenarnya sudah bisa digunakan sebagai sampo tradisional. Namun, jika ingin mendapatkan viskositas dan busa seperti sampo yang dijual secara komersial terdapat langkah lanjutan dan tidak perlu memasukkan perasan jeruk nipis karena akan ditamba

hkan di akhir langkah lanjutan. 4) Langkah keempat, menimbang 60 gram texapon dan 3 gram soda ash. Lalu, dimasukkan soda api ke dalam texapon dan diaduk. Setelah itu, dimasukkan 50 ml air secara perlahan lahan sambil diaduk. Hasilnya berupa larutan yang kental. Filtrat dimasukkan ke larutan tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk. 5) Langkah kelima, yakni larutan didiamkan selama kurang lebih 24 jam atau hingva busanya turun. 6) Langkah keenam,  yaitu dimasukkan perasan jeruk nipis dan essensial oil beberapa tetes. Setelah itu, dituangkan larutan ke wadah botol dengan bantuan corong. Sampo siap digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun