"Ayah sebelum menghembuskan nafas terakhir berpesan. Aku telah memaafkan Iwan agar masuk surga," ujarnya kepada sang adik. "Ayah telah memaafkan Iwan, karena Iwan sangat mencintai dan menyayangi Ibunya ..." sambung pria itu.
Air bening mulai tampak mengalir dari kelopak mata remaja tanggung itu. Pembicaraan terputus setelah petugas mengatakan waktu membesuk sudah habis.
"Sebenarnya, aku tak bermaksud membunuh Ayahku sampai mati. Aku hanya menggertak agar ia mengubah wataknya, dan lebih mencintai Ibuku. Namun akhirnya belati itu memancung leher ayahku ...," ungkap Iwan di persidangan.
Beberapa bulan kemudian Iwan menulis sepucuk surat yang dikirim kepada guru mengajinya Tgk Haji Ismail. Isinya begitu singkat, "Tgk. Haji Ismail yang saya muliakan. Surga itu untuk Aku, untuk Ayahku atau untuk Ibuku ???."
Aceh Utara, 15 Oktober 2023
Profil Penulis
Hamdani Mulya adalah Guru SMAN 1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Menulis cerpen, puisi dan esai di beberapa media surat kabar cetak dan online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H