Mohon tunggu...
Hamdani Mulya
Hamdani Mulya Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru SMAN 1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh

Menulis artikel Sastra, Linguistik, dan Esai "Menulis adalah mengukir sejarah dalam kenangan wajah zaman." (Hamdani Mullya)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontribusi Literasi Islam untuk Kemajuan Peradaban Bangsa

1 November 2024   18:13 Diperbarui: 2 November 2024   10:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sementara itu dikutip dari liputan6.com yang menjelaskan bahwa UNESCO memberikan pengertian literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh, siapa yang memperoleh, dan bagaimana cara memperolehnya. Sementara itu, Education Development Center (EDC) memahami literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Sejalan dengan kemampuan tersebut, ketika seseorang dapat memaknai literasi, seseorang dapat membaca dunia.

Literasi juga disebut sebagai melek huruf karena literasi ini merupakan kemampuan dasar untuk mencari ilmu atau pengetahuan. Tetapi di zaman sekarang, literasi dikembangkan menjadi beberapa bagian seperti literasi finansial, literasi digital, literasi sains dan masih banyak lainnya.

Saat ini selain buku, hampir semua orang sangat mengenal yang namanya literasi digital. Literasi digital sangat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat hampir diseluruh penjuru dunia. Menurut wikipedia, literasi digital atau kemelekan digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi Dunia Islam

Di antara keagungan Islam adalah adanya warisan yang ditinggalkannya; baik berupa peninggalan fisik yang menunjukkan adanya peradaban (hadharah) atau pun warisan yang bersifat kebudayaan (tsaqafah) yang lebih menampilkan tingkah laku dan tradisi. Di sisi lain ada warisan agung berupa peninggalan intelektual yang lebih memperlihatkan adanya sejumlah karya para ilmuwan (turats).

Tradisi ilmiah semacam ini, para ahli menyebutnya dengan budaya literasi sebagaimana yang telah ditempuh para cerdik pandai (Al-'Allamah, Al-'Ulama) dalam bentangan karya-karya mereka yang tersebar di seantero jagat, sehingga bumi ini penuh dengan mozaik atau khazanah intelektual yang melimpah.

Sarjana Muslim dan Budaya Literasi

Tidak ada alasan untuk menjauhkan budaya literasi dari kehidupan sarjana muslim, kaitan keduanya laksana kolam dengan ikannya. Ikan akan mati sia-sia apabila kolam tidak dirawatnya dengan baik. Demikian pula dalam kehidupan pembelajaran; Malasnya para sarjana dalam menghidupkan membaca, menulis, berdiskusi, menganalisis dan aktivitas lainnya dapat menyebabkan kemalasan berfikir yang dapat menjadikan miskinnya gagasan, bahkan matinya gagasan.

Apabila iklim seperti ini tidak segera dipulihkan, maka yang terjadi adalah lahirnya sarjana-sarjana yang kehilangan jiwa kemandiriannya; sepi kreatifitasnya, mati  inovasinya dan instan cara berfikirnya. Para salaf terdahulu, sangat menitikberatkan agar menjadi kaum pembelajar.

Milan Kundera seorang novelis asal Ceko berkata: "Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah." Ini menunjukkan bahwa buku sebagai unsur literasi memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa. Melalui buku, masyarakat terlebih para sarjana akan mampu menerobos batas-batas kehidupan dunia. Selain itu, bahwa sebagai bagian dari masyarakat akademis, para sarjana juga mempunyai kewajiban membaca. (tengkuhamdani@yahoo.com).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun