Mohon tunggu...
Hamdani Dwi Prasetyo
Hamdani Dwi Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Opini

Dosen Fakultas MIPA - Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Habitat Sedunia, Sudahkah Kita Perhatikan Lingkungan?

1 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemukiman dan Habitatnya (DokPri)

Malang - PBB telah menetapkan bahwa bulan Oktober setiap tahun sebagai Hari Habitat Dunia untuk merefleksikan keadaan lingkungan sekitar kita.  Sejak ditetapkannya, kita masih mendapati permasalahan lingkungan seperti ketidak layakan tempat tinggal dari beberapa aspek. Aspek kenyamanan, keamanan, kebersihan, serta kebutuhan esensial seperti halnya siklus oksigen yang bersih. 

Beberapa hal ini penting dapat dilihat pada kualitas hidup kita. Kualitas kesehatan masing-masing orang dapat dilihat oleh kita sendiri karena respon tubuh ini menjadi indikator kualitas lingkungan. Semakin kondisi suatu lingkungan hidup manusia tersebut baik, maka manusia tersebut juga baik. Terlepas dari itu, kita perlu berkaca, sudahkah kita lingkungan  kita memenuhi aspek-aspek tersebut?

Hari Habitat Dunia membahas tentang hak dasar semua orang atas tempat tinggal yang layak. Aspek kenyamanan, keamanan, kebersihan, serta kebutuhan esensial lainnya perlu dicapai. Kini dengan banyaknya penduduk di bumi, dengan tingkat kemampuan hidupnya yang berbeda, manusia cenderung memenuhi standar kelayakan tempat tinggal untuk dirinya sendiri. Egoiskah? Tentunya tidak karena setiap manusia memiliki keinginan masing-masing dalam mengembangkan tempat tinggalnya menjadi tempat tinggal yang layak ditinggali. 

Namun, setidaknya manusia dapat berbagi kenyamanan, keamanan dan hal lain dengan cara menyediakan dukungan berupa lingkungan yang bersih serta naungan atau tumbuhan yang banyak. Kita tahu bahwa lingkungan yang bersih memberikan dampak kesehatan pada diri manusia. Selain itu kebersihan lingkungan, meminimalisir potensi tertularnya berbagai penyakit.

Adapun naungan dan tumbuhan memberikan kontrol terhadap suhu lingkungan dan juga stok oksigen bagi manusia. Tumbuhan juga menjadi cadangan karbon dan filter udara kotor. Amat sangat bermanfaat jika kita bisa mulai membudidayakan tumbuhan yang memiliki manfaat tersebut. Upaya tersebut menjadi contoh sharing kenyamanan serta kebutuhan esensial dari manusia. 

Memiliki tempat tinggal yang layak sekarang adalah perkara penting. Saat ini, dengan persebaran COVID-19 yang terjadi secara terus menerus, manusia diminta untuk melakukan physical distancing, tinggal dan bekerja di rumah. Hal ini sulit untuk direalisasikan disebabkan orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak. 

Tempat tinggal yang kumuh akan menjadi zona persebaran penyakit semakin mudah. Imunitas manusia yang menurun disebabkan oleh penyakit, akan menjadi peluang manusia juga terserang COVID-19. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik dan bersih menjadi poin penting dalam menjaga kesehatan diri manusia serta alam disekitarnya dalam menekan laju persebaran COVID-19.

Hari Habitat Dunia menjadi pengingat dan teguran terhadap dunia bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk membentuk masa depan. Masa depan manusia sangat bergantung pada pola hidup manusia saat ini. Kondisi tempat tinggal yang kumuh dan pola hidup kotor serta tidak sehat harus diperbaiki. 

Perbaikan tidak dengan cara menghapuskan manusia serta lingkungannya, melainkan membangun pola pikir mereka. Menjelaskan dampak ekonomi terhadap masyarakat  akan menjadi dasar kuat dalam menguatkan sanitasi lingkungan, selain dengan adanya penjelasan teoritis terkait kesehatan dan dampak di kemudian hari. Oleh karena itu, kiranya perlu kita perhatikan kembali kondisi lingkungan kita agar kondisi alam kain hari kian membaik dan masa depan manusia serta alam menjadi lebih baik.

Penulis: Hamdani Dwi Prasetyo, Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Malang (UNISMA).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun