[caption caption=" [/caption]"][/caption]Assalamualikum, semoga kedamaian menyapa anda, siapapun anda, apapun agama anda, mazhab anda dan negara anda. Demikian semangat yang saya dapatkan setelah menonton film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, by Hanum Rais.
Islam tetap mengajarkan umatnya uAssntuk menebar kedamaian, bukan kebencian. Itulah pesan yang berkesan dalam benakku. Thank Mbak Hanum. Filmnya menginspirasi dan memotivasi.
Film yang berdurasi 2 jam-an tersebut mengisahkan tentang Islam dalam kacamata dunia Barat, khususnya Amerika, setelah terjadi serangan teror 9/11. Islam dituduh sebagai sumber kekacauan dan terorisme. Kehidupan muslim menjadi termarginalkan dalam kehidupan sosialnya, khususnya di Amerika. Hal ini tentu berpengaruh terhadap psikolgis orang islam yang tinggal di Amerika. Sehingga Azima Hussein (istri Ibrahim Hussein yeng dituduh sebagai teroris) kehilangan kebanggaan dan kepercayaan dirinya sebagai seorang muslimah.
Benarkah Ibrahim Hussein (Abe) adalah pelaku teror?
Bagaimana mereka menghadapi tuduhan dan tekanan psikolgis tersebut?
Inilah konflik batin yang akan dipecahkan dalam film tersebut.
Wanita Butuh Kepastian
Selain menampilkan sisi sosial kehidupan muslim saat itu, film ini juga menampilkan sisi pra dan pasca-family. Ada satu perkataan yang berkesan dan masih terngiang dalam benak saya terkait dengan pra-family (masa pacaran) yaitu “Wanita butuh kepastian”. Kata Hanum pada temannya yang belum menikah. Padahal sudah 2 tahun-an pacaran. "Ngapain lama-lama" lanjutnya. Begitulah petikan dialog dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”. Sebenarnya sih bulan terbelah itu metafor dari hati yang terbelah, terpisahkan oleh keegoisan.
Adapun kalimat berkesan terkait dengan pasca-family adalah “seorang muslim itu sangat mencintai keluarganya dan orang lain. Orang seperti itu tidak mungkin disebut teroris”.
Ibrahim Hussein
Komentar saya mengenai Ibrahim Hussein adalah Ia seorang muslim yang sangat mencintai keluarganya dan manusia pada umumnya, tanpa memandang agama, mazhab ataupun negara. Meskipun Ibrahim Hussein jarang muncul (dia tampil pas awal dan endingnya saja), tapi bagi saya, tokoh inilah yang sebenarnya membawa pesan dari “assalamualaikum”. Tokoh inilah yang mampu merubah seorang milarder terkenal phillipus Brown yang semula sangat pelit dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya berubah menjadi seorang yang sangat dermawan dan baik hati.
Film ini sukses menampilkan karakter seorang muslim yang kokoh, tegar, pecinta kedamaian dan memiliki semangat ta’awun yang tinggi, tanpa memandang ras, golongan ataupun agama.