Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bukan Teknis, Ini Tiga Pelajaran Berharga dari Seorang Fotografer

13 November 2024   09:29 Diperbarui: 13 November 2024   13:08 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fotografer(Thinkstockphotos.com)

Masih banyak lagi yang kami bahas, tapi saya tidak akan bahas di sini, karena pada garis besarnya, kami bicara tentang teknis fotografi, sehingga tidak mungkin dibahas semua di tulisan ini.

Pelajaran dari seorang fotografer

R cepat berlalu. Entah apa yang mau R kerjakan lagi pada jam delapan malam lewat. 

Selewat pertemuan dengan R, saya mengambil pelajaran dari R. Pelajaran berharga dari seorang muda yang membuka wawasan pandangan seseorang yang jauh lebih tua dari umurnya. Saya memikirkan banyak hal dari hasil percakapan dengan R. 

Tapi dari perbincangan menarik tersebut, saya menarik 3 (tiga) pelajaran dari seorang fotografer, yang tidak hanya berlaku bagi diri R seorang, namun juga berlaku bagi siapa saja, yaitu saya, kamu, dan entah siapa lagi.

Tiga pelajaran dari seorang fotografer bernama R itu adalah:

1. Pilih high-paid skill yang disukai

Terkadang kita membatasi diri dengan mengikuti arus utama dalam kehidupan, yaitu: sekolah - kuliah - cari kerja - kerja ikut orang/perusahaan. Mungkin juga arus utama itu bisa juga berwujud: sekolah - cari kerja - kerja ikut orang/perusahaan. 

Pekerjaan pun bisa dikatakan tidak bisa memilih yang disukai. Bagaimana bisa memilih kalau bidang pekerjaan diperebutkan oleh banyak orang dan sedikitnya jumlah lowongan pekerjaan? Otomatis, pekerjaan apa pun akan diambil dan dilakoni tanpa protes kalau mau bertahan hidup di tengah kejamnya dunia.

Oleh karena itu, daripada mengeluh yang jelas-jelas tidak akan mengubah dan tidak akan menghasilkan apa-apa, mulai saat ini, mulai detik ini, kita pikirkan keahlian, keterampilan yang high-paid, dibayar tinggi. Jangan menghabiskan setengah dari hidup untuk melakukan pekerjaan yang disukai atau tidak disukai, tapi dibayar dengan sangat rendah atau hanya cukup untuk kebutuhan hidup selama sebulan.

Pilihlah high-paid skill yang kita sukai, kuasai, dan menghasilkan cuan yang berlimpah. 

Mungkin ada di antara Anda yang tak sependapat dengan mengatakan, "Uang bukan segalanya...."

Ya, memang benar. Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun