pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD), kursus bahasa Inggris, maupun di les privat.
Terus terang, selama bertahun-tahun mengajar, ada banyak hal yang menarik. Suka dan duka bercampur mewarnai perjalanan sebagai guru, baik itu sewaktu mengajar di lembagaSalah satu hal yang menarik dalam satu-dua tahun ini adalah kebiasaan "salin-tempel", copy-paste langsung dari buku pelajaran, atau Amati-Tiru-Plek (ATP) dari berbagai sumber di internet tanpa memeriksa kebenarannya dari sumber-sumber lain.
Contohnya, D, murid les privat yang berstatus peserta didik kelas sembilan di salah satu SMP Swasta di Samarinda, yang melakukan hal tersebut.
"Bu gurunya nyuruh seperti itu. Langsung ambil aja dari internet," ujar D sewaktu saya menanyakan kenapa dia mengerjakan PR IPA seperti itu.
Begitu juga sewaktu mengerjakan PR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), D membuat saya 'geleng-geleng kepala' ketika dia menuliskan jawaban-jawaban soal yang terkesan hanya "memindahkan" dari buku pelajaran ke buku tulis.
Dan ini bukan dari satu murid les saja.
Kebanyakan dari murid les saya melakukan "salin tempel". Plek persis sama. Tanpa perlu berpikir lagi.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Menurut saya, dan juga berdasarkan informasi para murid les, ada 3 (tiga) penyebab mengapa "salin-tempel" merebak.
Pertama, Guru tidak mau repot membuat soal di luar kategori "Sebutkan" dan "Jelaskan" dari buku paket yang jawabannya tinggal "salin-tempel".
Saya mengerti, dengan tanggung jawab luar biasa sebagai pendidik, sangatlah berat menjalani profesi sebagai ujung tombak pendidikan.