Izinkan aku.
Karena setelah ini,Â
sudah tidak ada kesempatan lagi.
Engkau sudah terbujur kaku.
Tidak ada kata perpisahan,
perbantahan,Â
maupun pertengkaran.
Bagai petir di siang bolong.
Kepergianmu teramat menyakitkan.
Aku tidak menyangka
kalau kita tidak bisa bersama.
Kenangan-kenangan itu
tidak akan mati.
Mereka akan selalu menyala
di dalam hati,
meskipun kau sudah tiada.
Biarlah ciuman di kening ini
menjadi tanda perpisahan kita.
Sampai bertemu
jika waktuku tiba.
Samarinda, 28 September 2022
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H