Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hampir Saja Hujan Membuat Hidupku Ambyar di Awal Tahun 2021

5 Januari 2021   21:53 Diperbarui: 5 Januari 2021   21:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar keadaan Simpang Gunung Lingai | Dokumentasi Pribadi

Hujan susah untuk diprediksi di awal tahun 2021. Beberapa murid les sudah memberi lampu hijau bagi saya untuk memulai proses belajar mengajar kembali. Risikonya, kalau hujan melanda, les bisa ditiadakan, karena rumah beberapa peserta didik berada di daerah zona banjir.

Sejak awal tahun 2021, kota dimana saya tinggal, Samarinda, tak lepas dari guyuran hujan, mulai dari skala kecil sampai besar.

Menurut berbagai sumber di media online yang saya baca, musim hujan di Indonesia memasuki puncaknya di bulan Januari - Februari 2021 karena anomali iklim La Nina.

Otomatis, karena saya harus nge-bolang, "bertualang" dengan sepeda motor andalan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, saya harus mempersiapkan segala sesuatu sebelum on the way ke rumah murid. 

Seperti yang terjadi kemarin, Senin, 4 Januari 2021. Pertemuan perdana les privat di awal tahun 2021 dari murid yang bernama Julia (bukan nama sebenarnya), siswi kelas XII SMA dimulai, karena mamanya sudah menelepon saya supaya saya mengajar putrinya pada jam seperti biasa, yaitu pada jam 17.00 WITA atau pukul lima sore di rumahnya.

Karena perjalanan cukup jauh, memakan waktu sekitar 30 menit, maka saya harus mempersiapkan segala sesuatunya, terutama untuk mengantisipasi hujan yang bisa turun kapan saja. Apalagi saya mengajar di rumah murid yang berlokasi di area yang sudah tidak asing lagi dengan banjir bandang.

Ada dua benda yang wajib saya bawa tanpa terkecuali.

Pertama, Jas hujan. Wajib saya bawa karena berkendara dengan menggunakan sepeda motor. Seandainya hujan, saya tetap bisa menempuh perjalanan tanpa harus berteduh dan tidak perlu menunggu hujan reda.

Kedua, Sandal jepit. Biasanya saya menggunakan sepatu ke rumah murid. Sebelumnya saya menggunakan sandal biasa, tapi karena saya pernah mengalami "sedikit" kecelakaan lalu lintas, seperti terjatuh dari motor dan mendapat luka di kaki, maka saya memutuskan untuk menggunakan sepatu supaya kaki aman.

Sayangnya, kalau hujan, tentu saja sepatu akan menjadi basah dan bisa cepat rusak. Maka dari itu, kalau hujan, saya mengganti sepatu dengan sandal jepit dan memasukkan sepatu ke kantung plastik supaya sepatu tidak basah.

Saya memastikan dulu kedua benda ini ada bersama saya di sepeda motor. Setelah yakin tersedia, saya pun berangkat pada pukul 16.30 WITA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun