"Dia ingin cari pengalaman kerja dulu. Kalau sudah puas dan tahu seluk beluk dunia kerja, dia baru ingin menikah."
"Atau nunggu kamu nikah duluan?"
"Mungkin juga."
"Eh, Bang," Sinta tiba-tiba muncul dengan secangkir kopi susu dan segelas susu coklat di atas baki, "Tumben ke sini pagi-pagi begini. Ada perlu?"Â
"Gak ada. Kebetulan lewat habis jogging. Say-mu ini yang menodongku untuk mampir. Katanya kopi susu bikinanmu semakin mantap aja," Bambang langsung menyeruput kopi susunya, "Duh, panas."
"Ya, jangan langsung diteguk dong. Tiup dulu. Sabar bro," Sinta cekikikan, "Aku tinggal ke belakang ya. Masak. Nanti ikut sarapan sama kita ya."
"Gak takut makananmu bakal habis? Biasanya kalau aku makan, takaran harus sesuai berat badan," Bambang mengelus perutnya yang 'sedikit' buncit.
"Oh, tidak masalah. Pasti cukup. Kalau kurang, ada bos-mu di sebelah yang selalu bersedia menalangi biaya beli bahan makanan," jawab Sinta sambil berlalu.
Bambang dengan kopi susu, Hendra dengan susu tanpa kopi. Untuk sesaat, suasana hening.
"Wah, gak terasa, sebentar lagi tahun 2021. Rasanya cepat banget tahun 2020," Hendra mendesah sambil meletakkan gelasnya yang sudah licin tandas tanpa sisa.
"Ya itu. Kecepatan seperti jet darat formula satu. Serasa baru kemarin bulan Januari 2020," Bambang masih meminum kopi susunya tanpa henti, seperti menikmati setiap seruput minuman raja.