Dina melihat buku kecil ini. buku yang sudah lapuk dimakan usia. ini bukan satu-satunya. ada banyak buku catatan kecil seperti ini di kotak-kotak kardus di sudut sana.
Dia membuka buku kecil tersebut. meresap kasarnya lembar demi lembar karena sudah berkali-kali dibuka. dia tak bosan-bosannya melihat, membaca kata per kata, dan meresapi apa yang tertulis di atasnya.
Yudha sudah berpulang. tiga bulan yang lalu. serasa baru kemarin Dina melihatnya sibuk dengan buku ini. peninggalan terakhir sebelum perpisahan.
Buku yang penuh dengan coretan-coretan centang perenang. bagi banyak orang, termasuk Dina, coretan-coretan tersebut tak jelas ujung pangkalnya. "Bagi kalian, kata-kata ini tak berarti apa-apa. Bagiku, semua ini adalah ide untuk berbagai tulisan berikutnya," kata Yudha sambil tersenyum, lalu menorehkan coretan di atas lembaran buku tersebut.
Sekarang, semua coretan ide ini tak bisa dieksekusi menjadi bermacam tulisan berarti. Sang empunya sudah tiada. Coretan ide ikut mati bersama diri Yudha.
Samarinda, 28 Oktober 2020
NB. Dina dan Yudha bukan nama sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H