Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Saran yang Kiranya Bermanfaat bagi Rekan Guru Sekolah di Saat Pandemi Covid-19

8 Oktober 2020   21:05 Diperbarui: 17 Mei 2021   09:19 93803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) - (ANTARA Foto/Fakhri Hermansyah via Kompas.com

Saya kira ada evaluasi mengenai keefektifan PJJ lewat WhatsApp dan Zoom. Saya pikir akan ada perbaikan dalam proses belajar mengajar.

Ternyata, saya memantau beberapa murid les saya sejak tanggal 28 September 2020, sesudah UTS SD berakhir pada hari Kamis, 24 September 2020, metode pembelajaran yang digunakan kebanyakan guru sekolah dari murid-murid les adalah metode ceramah.

Metode yang sama saat sebelum corona ada, waktu Covid-19 muncul, sampai sesudah UTS. Dan, tidak ada perbaikan, baik dari segi penyampaian materi, maupun menilik dari sudut interaksi antara guru dan peserta didik yang terlihat "sangat berjarak". 

Sedangkan saat pembelajaran tatap muka saja sudah sangat berjarak alias ada gap, jurang yang lebar antara guru dan peserta didik, dimana kebanyakan guru "ceramah" terus-menerus tiada henti, 

Setelah selesai "ceramah"-nya, basa-basi sedikit dengan satu pertanyaan sakti yaitu "Ada pertanyaan?" yang terkesan hanya melaksanakan tugas tapi tak ingin dibebani "tugas tambahan" yaitu menjawab berbagai pertanyaan dari peserta didik.

Karena kebanyakan guru sudah "sangar" di awal, peserta didik tidak berani bertanya. Apalagi kalau sang guru anti kritik. Peserta didik tambah sungkan untuk mengajukan pertanyaan.

Di saat sebelum pandemi saja, metode ceramah yang sudah "purbakala" tak bisa menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, apalagi di zaman pandemi Covid-19 yang "menghilangkan" keberadaan guru dan peserta didik secara fisik.

Penggunaan media lain selain WhatsApp dan Zoom tentu saja bisa dipikirkan dan diaplikasikan demi meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mendalami materi pelajaran.

Sudah saatnya menyudahi pola pikir sempit dimana beranggapan WhatsApp dan Zoom saja sudah cukup dalam memberikan materi.

Menurut saya, sehebat apapun teknologi saat ini, media tertulis dalam bentuk tercetak dan digital tetap lebih unggul. Kenapa? Karena selain memerlukan kuota internet yang sedikit untuk membaca bahan (lewat daring) dan biaya fotokopi yang terjangkau untuk mendapatkan materi pelajaran lewat luring, juga pemaparan biasanya lebih jelas dibanding lisan saja.

Ada beberapa rekan guru yang memberitahu saya kalau mereka menggunakan cara luring, yaitu memberikan materi pelajaran berbentuk tertulis, dalam hal ini berformat Portable Document Format (PDF).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun