Ia berada di layar smartphone
Garis tegak berpendar telah siap
Berada di sisi kiri atas
Aku ragu
Bingung apa yang hendak kuketik
Jangankan sebuah kalimat
Satu kata pun tak tertera
Satu jam telah berlalu
Tak terasa
Waktu berlari begitu cepat
Dan halaman ini tetap putih polos
Meskipun hati sudah siap
Walaupun jiwa memutuskan menorehkan kata
Kalau Dia tak mendukung
Tak akan ada yang tercipta
Mungkin aku kurang berdoa
Mengandalkan kekuatan otak yang tak seberapa
Aku harus ingat keberadaan diri
Tak mungkin tetap ada tanpa Sang Pencipta
Aku pun berlutut
Menyerahkan hidup pada-Nya
Meminta tuntunan-Nya
Memohon hikmat dan pengetahuan
Tuhan menjawab doaku
Memberikan ide di kepala
Aku bergegas menuangkan kata-kata
Secepat mungkin yang aku bisa
Terbentuklah kalimat demi kalimat
Sekarang halaman ini tidak putih polos lagi
Garis tegak berpendar tidak hanya melongo di sudut kiri atas
Halaman sudah penuh terisi
Beberapa kalimat sudah menghiasi
Garis tegak berpendar bergerak kian kemari
Dari kiri ke kanan
Terkadang dari kanan ke kiri
Sampai akhirnya tercipta puisi sederhana ini
Samarinda, 4 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H