Gitar sudah siap. Keluar dari peraduannya. Siap beraksi di depan kamera. Yang sudah menempel di dinding sana.
Aku menyiapkan segala sesuatunya. Perekam suara kutempelkan di body gitar. Kuatur pengaturan perekaman. Supaya hasil rekaman memuaskan.
Pencahayaan tak kulupakan. Demi kualitas video yang lebih baik dari sebelumnya. Kuletakkan lampu pendukung di kiri dan kanan. Hasilnya yah lumayan.
Perekaman terjadi. Gagal, coba lagi, gagal, coba lagi. Tidak cukup hanya sekali take. Terkadang di awal bagus, di tengah lagu salah pencet senar. Atau bisa juga keliru petik senar.
Saat latihan, aku memainkan dengan lancar. Waktu merekam, groginya tak terkira. Waktu tersita untuk hal-hal non teknis. Demam kamera melanda. Padahal tidak ada yang menonton saat itu.
Setelah berjuang satu jam lebih, akhirnya selesai juga. Meskipun banyak kekurangan di sana-sini. Tak mengapa. Aku sudah berbuat yang terbaik.
Tinggal menggabungkan video dan suara menjadi satu rekaman. Kapankah hasil akhir rekaman bisa terwujud? Tunggu saja tanggal mainnya dan jam tayangnya.
Samarinda, 6 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H