Paijo bergerak ke sepeda motornya, menggantung bungkusan pemberian Bu Santi, dan ingin beranjak pergi.Â
Tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu. Dia pun berbalik dan menuju ke depan pagar rumah Bu Santi.
Paijo : "Bu?"
Bu Santi (mendongakkan kepala ke arah Paijo) : "Ya, Jo. Kenapa? Ada yang ketinggalan?"
Paijo : "Ada yang mau saya tanyakan."
Bu Santi : "Oh, mau nanya apa? (Bu Santi tetap meneruskan kegiatan potong rumputnya)
Paijo : "Itu. Pensil-pensil yang ibu buang. Banyak sekali. Saya penasaran. Pengin tahu. Anak ibu suka menggambar ya?"
Bu Santi (berdiri sambil mendesah) : "Aku tahu, cepat atau lambat pasti kamu tanya soal itu."
Paijo : "Oh, kalau Ibu keberatan untuk memberitahu, ya tidak apa. Saya malah minta maaf karena terlalu lancang, ingin tahu urusan orang lain..."
Bu Santi : "Tidak apa, Jo. Aku juga pengin cerita ke orang lain. Karena suamiku sendiri tidak peduli dengan itu."
Bu Santi meletakkan gunting di bawah pohon mangga di sebelahnya. Lalu dia duduk di tangga depan pintu rumah.