Saya sudah belajar gitar sejak SMP, tapi agak sedikit lebih fokus pada saat SMA. Mungkin karena jari-jari tangan kiri dan kanan sudah cukup memadai panjangnya; serta sudah ada perasaan lebih mendalam pada lawan jenis.
Kalau ditanya lebih banyak suka atau duka dalam belajar gitar, tentu saja saya akan menjawab lebih banyak sukanya. Namun, duka terkadang malah lebih merasuk dalam jiwa ketimbang suka.Â
Nah, bagi kamu yang berstatus "gitaris pemula", izinkan saya sebagai teman yang lebih duluan belajar untuk berbagi pengalaman seputar "penderitaan".
Kok "penderitaan"? Karena untuk mencapai kemahiran dalam bidang apapun, selalu ada "kerikil-kerikil tajam" selama menjalaninya. Jangan hanya membayangkan enaknya saja. Terkenal, populer, digandrungi kaum hawa (bagi gitaris lelaki) atau kaum adam (bagi gitaris perempuan).Â
Itu semua sah-sah saja, namun penting mengetahui proses panjang menuju kesuksesan dalam bermain gitar, supaya kalau pun sudah di puncak, masih tetap "membumi", rendah hati, karena kebisaan gitaran tidak gedebuk jatuh dari langit begitu saja. Perlu latihan spartan terus-menerus demi mencapai keahlian setingkat dewa dan dewi gitar.Â
Nah, mungkin kamu sudah tak sabar, "Apa sih 3 'penderitaan' yang harus dialami gitaris pemula"
Okaaai, cekidot.Â
Penderitaan #1 - Kapalan di ujung jari-jari tangan kiri
Ini adalah kesan pertama yang begitu menggoda.
Seperti halnya telapak tangan kapalan kalau mengendarai sepeda motor tanpa sarung tangan, begitu juga dengan gitaran. Bedanya, kapalan terjadi pada ujung jari tangan kiri. Memencet senar menjadi penyebabnya.Â
Di awal, mungkin terasa tidak enak, tapi lama kelamaan, akan terbiasa. Malahan kapalan, penebalan atau pengerasan kulit di setiap ujung jari tangan kiri (minus ibu jari tangan kiri) sangatlah bermanfaat untuk meneguhkan tekanan ujung jari tangan kiri ke senar gitar, supaya tidak menimbulkan suara buzzing pada senar gitar.