Sang mahasiswa terkungkung. Mau mudik tak bisa. Karena corona.
Terkurung dalam kamar. Empat kali lima meter. Ketika hujan melanda, air menetes dari lubang bocor di dua-tiga tempat di plafon pojok.
Menulis membuat pikiran terbang keluar. Menembus batas lingkup keberadaan. Empat kali lima meter tidak bisa mengurung. Dunia maya menembus kemustahilan.
Sang mahasiswa menulis. Artikel, puisi, dan lain-lain. Blog menjadi tempat menayangkan segala tulisan. Entah siapa yang berkenan membaca dan memberi tanggapan.
Dia berusaha. Untuk mendapat sekadar tambahan. Sejumlah rupiah demi kelangsungan hidup. Untuk meringankan beban orangtua yang kesulitan keuangan.
Puji Tuhan. Selalu ada berkat. Berbekal hape di tangan, dia menuangkan gagasan. Beberapa karyanya layak tayang. Sejumlah nominal rupiah singgah ke rekening tabungan.
Empat kali lima meter. Dia berada seharian dalam kamar. Bukan untuk rebahan. Bukan juga untuk main game online. Tapi untuk mencari uang. Demi meringankan beban orangtua yang kesulitan keuangan.
Samarinda, 24 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H