Menulis. Satu kata yang terlihat sederhana, namun melakukan ternyata tidak segampang mengucapkannya. Perlu waktu untuk menguasai skill yang satu ini.Â
Saya bisa mengatakan seperti itu, karena di dalam bahasa apa pun, baik itu bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Jepang, dan sebagainya, Writing Skill menjadi momok yang menakutkan, khususnya bagi kebanyakan mahasiswa.Â
Kalau dulu, seingat saya waktu masih kuliah, mata kuliah Listening, Speaking, dan Reading diberikan di semester-semester awal, misalnya semester satu, dua, dan tiga. Writing? Sampai habis teori, dari semester awal sampai akhir. Banyak turunan-turunannya ^_^.
Saya rasa, sekarang juga masih sama.Â
Menulis memang ketrampilan yang tidak mudah dikuasai. Oleh karena itu, saya terus mengasah ketrampilan ini, supaya tidak "karatan".
Dari sekian banyak platform, saya memilih Kompasiana sebagai platform terfavorit untuk berlatih menulis.Â
Kalau mau dijabarkan, ada tiga tujuan kenapa saya menulis di Kompasiana.Â
1. Untuk menuliskan pengalaman hidup supaya tidak terlupakan
Diary daring. Ini yang menjadi pemikiran saya. Saya suka menulis di buku diary meskipun sekarang tidak terlalu rutin.Â
Menurut saya, selain tidak praktis, juga karena kalau ada ide atau hal-hal yang perlu dituliskan segera, tapi lupa membawa buku diary-nya, yah bagaimana menuangkannya?Â
Setelah ada blog dan gawai (seperti laptop dan smartphone), permasalahan terpecahkan. Menulis di blog menjadi pelampiasan. Hanya saja, ada kekurangan yang "sedikit" mengganggu, yaitu navigasi yang kurang user-friendly kalau mengetik di blog.Â
Kompasiana membuat saya nyaman dalam menggunakan. Simple, sederhana, navigasi mudah, meskipun mengetiknya di smartphone yang mempunyai bentang layar kecil sekalipun.Â