Untuk apa kalian lakukan itu? Ini masih sangat pagi. Matahari belum terbit di timur sana. Om yakin, kalian pasti biasanya belum bangun kalau jam segini. Karena sehari-hari, sebelum bulan puasa, om menyapu jalanan, dan kalian tidak pernah menampakkan diri barang sekejap mata.
Sekarang justru kebalikannya. Kalian berkumpul di sini setelah sahur. Untuk balapan. Bukan untuk menyapu jalan, membantu om membersihkan.Â
Apakah kalian sayang dengan nyawa kalian? Apakah kalian sayang dengan orangtua kalian? Kalau memang sayang, kenapa kalian melakukan hal yang sebaliknya? Nyawa kalian bisa melayang dan orangtua bisa berduka karena meninggalnya anak mereka.Â
Sekarang bulan puasa. Seharusnya kalian melakukan kegiatan yang positif dan berguna. Seharusnya kalian lebih banyak mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Bukan malah balap ugal-ugalan seperti sekarang ini.Â
Sadarlah. Jangan sia-siakan waktu kalian. Orangtua kalian sangat menyayangi kalian. Jangan kecewakan mereka. Jangan buat mereka sedih dengan perbuatan kalian.Â
Pulanglah. Bertobatlah selagi masih ada napas kehidupan dalam diri. Berhentilah selagi Tuhan masih memberi kesempatan hidup kepada kalian. Karena sekali nyawa melayang, tak akan mungkin kembali ke raga. Sesal pun tak akan ada gunanya.Â
Yang ada, hanya isak tangis orangtua dan keluarga akan kepergian kalian ke dunia tak kasatmata. Apakah itu yang kalian inginkan?
Sekarang hidup sudah susah karena corona. Orangtua kalian sudah susah mencari nafkah. Jangan buat mereka tambah susah dengan kelakuan kalian yang tidak baik ini.Â
Buatlah mereka bangga akan prestasi kalian di bidang pendidikan, seni, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Tetesan air mata bangga, bukan derita. Mereka bangga akan diri kalian karena membawa nama harum bagi keluarga, bangsa, dan negara.Â
Pikirkan dengan seksama. Sebelum kalian melakukan sesuatu, kalian harus berpikir tentang manfaat apa yang kalian dan keluarga dapatkan dari kegiatan tersebut.
Apakah ngebut-ngebutan bermanfaat untuk kalian dan keluarga?Â