#Studyathome. #Belajardirumahsaja. Sudah hampir sebulan anak-anak sekolahan belajar di rumah karena mengikuti anjuran pemerintah untuk mengarantina diri.Â
Belajar di rumah tentu saja menjadi kesenangan tersendiri bagi kebanyakan para murid. Tidak perlu mengenakan baju seragam menjadi kebebasan yang dinanti. Memakai baju kaus menjadi kebanyakan pilihan favorit anak-anak (dan juga orang dewasa tentunya.
Berkebalikan dengan peserta didik, kebanyakan guru mendapat kesulitan dalam menjalankan profesinya di saat pandemi ini. Memberikan pengajaran lewat video call, juga memberikan pedoman mengerjakan PR melalui perpesanan singkat WhatsApp (WA), sungguh sangat tidak mudah.Â
Kenapa tidak mudah?Â
Karena guru tidak bertemu secara langsung dan tidak bisa memberikan penjelasan dengan terperinci dan jelas dibanding lewat tatap muka secara langsung. Ditambah lagi, kuota internet terkuras "cukup" banyak untuk itu.Â
Di sinilah terkadang saya merasa menyesal, kenapa saya tidak mengembangkan channel Youtube saya sejak awal (saya sudah punya channel youtube sejak 2012).
Saya juga bertanya pada beberapa rekan guru lewat WA. Saya melontarkan pertanyaan "Apakah Bapak/Ibu punya channel Youtube?" dan menurut pendapat Anda, apa kira-kira jawaban mereka?Â
Ini beberapa di antaranya:
"Untuk apa punya channel youtube?"
"Guru punya channel youtube? Emang perlu?"
Dua respons ini adalah yang terbanyak dari beberapa jawaban yang saya peroleh.