Dalam bulan September lalu, banyak hal yang membuat saya terperangah. Di satu sisi, saya gembira, karena Tuhan memberikan saya tambahan umur, meskipun sebenarnya dalam realitas, masa hidup jadi berkurang satu tahun.Â
Namun, di sisi yang lain, saya mendengar kabar duka. Banyak kabar duka, baik dari teman-teman yang lebih tua, sepantaran, atau yang sebenarnya dari segi usia lebih muda dari saya, namun sudah mendahului saya, berpulang ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, seperti teman esde, SMP, SMA, dan kuliah dulu.
"Dina kena serangan jantung."
"Robert terkena komplikasi, gara-gara gagal ginjal."
"Diabetes menggerogoti. Marni sudah meninggal."
"Ronald terkena kanker otak. Sudah stadium akhir."
(Semua nama di atas bukan nama sebenarnya).
Saya tersentak. Ibarat kata, hidup manusia seperti rumput adanya. Cepat ada, cepat juga berlalunya.
Ada beberapa teman yang hidupnya memang terlalu sibuk, sehingga memperlakukan tubuh tidak dengan cermat; namun ada juga beberapa yang memperlakukan tubuh dengan seksama, meski pun sibuknya luar biasa.Â
Semua kita akan berpulang ke tempat yang sama. Kematian tidak memandang siapa kita. Tidak ada tebang pilih. Baik raja atau rakyat jelata, baik kaya atau miskin, baik yang punya kedudukan maupun tidak, semuanya akan menuju ke satu tujuan, yaitu "rumah masa depan" dengan ukuran sekitar tiga kali empat meter. Â
Pertanyaan yang paling mendasar adalah : Apakah ingin mengakhiri dengan menyenangkan atau menderita?
Sudah bisa ditebak, pastinya ingin berakhir secara happy. Happy ending. Forever and after. Tetap sehat sampai maut menjemput.
Oleh karena itu, memperlakukan tubuh dengan seksama adalah keniscayaan, meskipun tidak menjamin badan tetap sehat sampai maut menjemput, namun paling tidak, hidup lebih berkualitas dan lebih sulit mendapat penyakit.Â
![Sumber Gambar : cnnindonesia.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/12/13/kesehatan-5df35fe9d541df1f16605e02.jpeg?t=o&v=770)
1. Makan makanan yang bergizi dan minum air yang secukupnyaÂ
"Ah, kalau yang ini sih, aman aja. Kan sudah makan teratur dan minum banyak air."
"Yah, memang saya makannya tidak teratur. Minum pun kalau sempat, di saat haus saja."
"Saya makan di warung-warung pinggir jalan. Gak sempat masak."