Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

SDM Unggul, Indonesia Maju? Mudah-mudahan Bukan Slogan Kosong Belaka

17 Agustus 2019   22:01 Diperbarui: 17 Agustus 2019   22:06 3756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Sabtu, 17 Agustus 2019, kita, rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaan Negara kita yang tercinta, Indonesia.

74 tahun sudah Indonesia merdeka.

Tentu saja, banyak harapan yang kita ingin capai di era baru ini, dimana setelah ini, tak lama, Jokowi akan memimpin Indonesia sebagai presiden untuk yang kedua kali.

Kalau pada periode pertama, beliau menitikberatkan fokus pada infrastruktur, maka kali ini, sudut pandang ke depan berbeda.

Visi dan Misi kali ini, di periode kedua, 2019 - 2024, ditekankan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Pembangunan SDM yang seperti apa?

Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas menyebutkan bahwa ada empat projek utama yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024

"Ada empat projek utama, pertama, percepatan penurunan kematian ibu dan stunting. Kedua, pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk industri 4.0. Ketiga, pembangunan Science Technopark. Keempat, digitalisasi dan integrasi bantuan sosial," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Tujuannya, dalam lima tahun, kita harus menciptakan manusia unggul yang bisa membawa Indonesia menjadi negara maju di 2024.

Tentu saja, ini layak kita dukung bersama sebagai bangsa yang besar. Dengan begitu, sematan 'negara berkembang' tidak lagi berkumandang. Diharapkan tidak ada lagi pihak lain yang memandang remeh kita sebagai bangsa yang rendah kompetensinya. 

Tak Semudah dalam Realita

Mimpi boleh tinggi. Rencana boleh manis. Namun terkadang atau malah kebanyakan, tidak indah dalam pelaksanaan. Realita tidak berbanding lurus dengan visi dan misi yang digariskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun