Musik memang sesuatu yang fenomenal. Ibarat sepakbola, musik juga digandrungi banyak orang. Apalagi kalau dalam suasana menunggu dosen datang untuk memulai perkuliahan, atau menanti panggilan asisten dokter untuk masuk ke ruang praktek. Mengisi waktu luang dengan mendengarkan musik memang menjadi salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan.
Kehadiran subkategorisasi musik di dalam kategori Hiburan di Kompasiana merupakan sesuatu yang memang sudah pada tempatnya, namun tak sepenuhnya 'tepat'?
"Lho, sebelumnya bilang memang sudah pada tempatnya, tapi ujungnya kok bilang tak sepenuhnya 'tepat'?"
Mungkin Anda berkata begitu ^_^.
Tenang, saya punya alasan logis untuk itu.
Saya mencari arti kata 'Hiburan' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online.
hiburan. n. sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati (melupakan kesedihan dan sebagainya)
Nah, dari katanya saja, kita bisa melihat bahwa hiburan itu gunanya untuk menghibur hati yang luka atau sedih. Dengan adanya hiburan, sedih atau duka itu sirna.
Melihat arti kata itu saja sudah jelas bahwa musik dikatakan sebagai alat untuk menghibur manusia di saat sedih. Menilik artinya, saya kurang sreg kalau Musik masuk kategori Hiburan. Seakan musik hanya bertugas menghibur saja. Karena, seperti halnya gambar mempunyai 1000 makna, musik pun punya banyak efek yang berbeda, tergantung dari lagu yang didengarkan.
Misalnya :
1. Efek Suka
Kita tentu saja akan tahu efek apa yang akan timbul sewaktu mendengarnya, kalau ada judul dan lirik lagunya. Contohnya, Kopi Dangdut. Pasti mendorong kita bergoyang, bergembira. Namun kalau seandainya, lagu instrumental, dimana hanya terdengar bunyi-bunyian dari alat musik yang dimainkan, serta kita tidak tahu judul dan lirik lagunya, maka kita akan mendengarkan dengan saksama lagu tersebut.Â
Bagaimana dengan tempo, melodi dari lagu tersebut, yang menjadi perhatian kita dalam menebak efek sewaktu mendengar.
Seperti halnya lagu Burung Ketilang (Sayangnya, karena harus ada judul di YouTube, makanya saya cantumkan judulnya. Padahal ingin tahu reaksi Anda setelah mendengar lagu ini ^_^).
Lagu yang diciptakan oleh Bintang Soedibyo, atau yang terkenal dengan sebutan Ibu Soed ini, menggambarkan suatu burung yang terkenal dengan kicau merdunya, bernama burung ketilang, yang riang dengan hidupnya. Burung ini 'bernyanyi dalam bahasa khasnya', yaitu bersiul-siul, sepanjang hari, di pucuk pohon cempaka, sambil menatap langit biru di atasnya.
Dari melodinya saja, kita merasa bahwa ada keriangan di dalam setiap nada lagu. Apalagi dibarengi dengan lirik, menjadikan efek suka bagi kita yang mendengarnya.
Lagu ini termasuk lagu yang mula-mula saya kuasai, karena komposisi aransemen gitar tunggal yang dibuat oleh Bapak Jubing Kristianto tidak terlalu sukar, sehingga saya bisa menguasai lagu ini dengan cepat, dan bisa memainkan dengan lancar tanpa melihat partiturnya.
Hasilnya? Anda bisa tonton videonya di bawah ini. Rasakan keceriaan sebagai burung ketilang yang riang ^_^.
Dalam hal ini, musik sebagai hiburan sangatlah cocok.
2. Efek Cinta
Sudah tak dipungkiri lagi, jatuh cinta berjuta rasanya, dan oleh karena cinta, sudah banyak lagu tercipta, terinspirasi oleh cinta yang menggelora.
Untuk yang satu ini, memang agak susah menebak apakah sedang jatuh cinta atau menunjukkan keindahan alam, misalnya, kalau musik instrumental yang diperdengarkan. Yah, seperti yang dibilang sebelumnya, satu gambar mempunyai seribu makna. Makna lagu pun bisa ditafsirkan berbeda oleh banyak orang. Mungkin orang A mengatakan kalau lagu 1 mempunyai efek jatuh cinta, tapi orang B mengatakan kalau lagu 1 mempunyai efek indahnya alam ciptaan Tuhan.
Kecuali kalau ada lirik, efek itu sudah 'dikunci', bahwa lagu berkata tentang cinta, seperti lagu yang saya mainkan dengan gaya permainan gitar tunggal di bawah ini.
Lagu "Can't Help Falling in Love" yang diciptakan oleh Hugo Peretti, Luigi Creatore, dan George David Weiss; dan dinyanyikan oleh Elvis Presley merupakan lagu yang teramat sangat romantis, menceritakan seorang pria yang menyatakan cintanya pada wanita pujaan, dan mengibaratkan cintanya seperti sungai yang mengalir ke laut lepas, dan akan terus seperti itu, abadinya cinta sang pria pada wanita pujaan.
Itu bisa dikatakan sesuatu yang menggugah, menghibur, memberikan motivasi bagi para jombloers, dalam hal ini pria, untuk menembak gebetan sesegera mungkin. Lagu ini bisa menjadi senjata untuk menyatakan isi hati ^_^.
Namun, di sisi lain, ada juga rasa atau efek cinta yang sendu, dimana hubungan cinta sudah retak, dan lagu menyatakan bahwa sang insan ingin memperbaiki kembali rantai cinta yang putus. Tentu saja perasaan haru yang muncul. Hal yang berhubungan dengan ini saya tuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul Cinta, Koentji Utama untuk Melakukan Hal-hal di Luar Batas Biasa.
Dalam hal ini, selain rasa menggugah dan menghibur, ada juga rasa haru.
3. Efek Duka
Sewaktu mendengar kabar duka, saya juga ikut sedih.
Saya sedih waktu mendengar kabar duka yang ditayangkan di multimedia sewaktu ibadah di gereja hampir usai. Meskipun saya tidak mengenal mendiang, saya bisa merasakan rasa kehilangan di pihak keluarga yang ditinggalkan.Â
Biasanya tertera di tayangan "Telah Berpulang ke Rumah Bapa di Surga ...."
Setelah itu, sekilas ditayangkan video yang menampilkan mendiang semasa hidupnya, beserta dengan klip lagu yang sangat membuat diri ingin meneteskan air mata.
Anda kira-kira bisa menebak apa judul lagu itu?
Lagu itu berjudul Kiss The Rain yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Yiruma; musikus, komponis, dan pianis dari Korea.Â
Lagu ini selalu membuat saya termenung. Bayangan orangtua yang sudah berlalu selalu terngiang di angan.Â
Begitu juga dengan lagu berikut. Selalu membuat hati saya "berteriak" dalam keheningan malam.Â
"Lament", meratapi yang sudah berlalu, dalam kesunyian, kesendirian, dinginnya malam.Â
* * *
Kembali ke pertanyaan "Sudah Tepatkah Musik Masuk dalam Kategori Hiburan?"
Tidak masalah, karena meskipun sedih waktu mendengar 'Kiss The Rain' dan 'Lament', namun di sisi yang lain, hati terhibur, karena orang-orang terkasih sudah tenang, tidak merasakan sakit lagi, sudah beristirahat dengan damai.Â
Biarlah musik bisa menjadi sarana untuk menghibur, terutama di saat-saat terkelam di hidup Anda, di saat-saat berduka. Biarlah musik bisa memberikan semangat baru untuk bangkit kembali, menata kehidupan yang lebih baik esok hari.Â
Selamat menikmati musik.Â
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H