Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dia 20 Tahun yang Lalu

17 Juni 2019   11:43 Diperbarui: 17 Juni 2019   11:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia 20 tahun yang lalu
Rambut panjang hitam nan indah
Semerbak mewangi
Melambai ditiup angin malam

Dia 20 tahun yang lalu
Kulit putih bersih
Halus bagai pualam
Bersinar bagaikan bintang

Dia 20 tahun yang lalu
Suara bagaikan penyanyi idola
Tutur kata bagaikan alunan nada
Menyedapkan telinga waktu mendengarnya

Dia 20 tahun yang lalu
Tinggi semampai
Langsing bagai peragawati
Lenggak-lenggok jalan memukau
Setiap wanita memandangnya dengan iri

Namun sekarang semua sirna
Dia terbujur kaku dalam peti mati
Aku tak bisa melihat matanya lagi
Mata hijau yang selalu melirik dengan manja
Pandangan memuja

Aku berdiri di samping peti
Menatapnya terakhir kali
Kukecup bibirnya
Sambil berkata dalam hati

Selamat tinggal, Kasih
Kita akan bertemu kembali
Di dunia yang abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun