Kalau mau lebih memotivasi, jika rata-rata nilai yang diperoleh 80 ke atas, anak akan mendapat bonus "reward".
Misalnya, kalau rata-rata nilai hanya mencapai minimal nilai KKM, liburan ke Bali saja. Namun jika memperoleh nilai rata-rata 80 ke atas, liburan ke Bali, dan Lombok, sebagai bonus.
Mengajari Anak Untuk Mendapatkan Sesuatu?
Menurut saya, sejauh itu positif dan tidak merusak karakter anak, sah-sah saja.
Lagipula, peribahasa "Rajin Pangkal Pandai" jelas-jelas menunjukkan proses kerja keras untuk mendapat hasil maksimal. Kalau ingin hasil bagus datang tanpa diawali kerja keras, itu sih namanya ilusi. Mimpi.
Saya salut dengan beberapa murid les privat yang menunjukkan etos kerja no pain, no gain.
"Kalau nilai-nilai bagus, papa dan mama janji, mau ajak liburan ke Surabaya," kata Jessica, sebut saja begitu, dengan riang.
"Papa dan Mama mau kasih hadiah spesial buat Dea di hari ulang tahun, kalau nilai-nilai rapor Dea 80 ke atas," Dea, bukan nama sebenarnya, menatap saya dengan matanya yang berbinar-binar.
Dua bidadari mungil ini, Jessica di kelas tiga esde, dan Dea di kelas dua esde, mempunyai dasar yang kokoh. Orangtua mereka berdua sudah meletakkan dasar yang kuat bahwa keberhasilan, kesuksesan, harus didapat dengan kerja keras.
Mereka harus belajar dengan rajin supaya bisa mendapat prestasi. Kalau prestasi tercapai, "reward" pun diberikan.
Hukum tabur tuai selalu berlaku.
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah bukti hidup bagaimana "menabur" dengan kerja keras, konsistensi mereka dalam berlatih, bahkan porsi latihan melampaui kebanyakan pesepakbola, membuat mereka bisa "menuai" prestasi, mereka menjadi legenda hidup dalam sepakbola yang akan susah dicari tandingannya untuk mungkin 10 atau 20 tahun ke depan.