Kutunggu datangmu. Seperti menanti datangnya mentari. Hangat membakar sukma. Memberikan kelegaan di hati.
Padahal baru sehari kau pergi. Separuh jiwa seakan melayang jauh. Hadirmu tiada di samping. Sungguh tak lengkap melewati hari tanpa senyummu.
Satu hari dan dua malam. Begitulah kau bilang. Kau pergi hanya sesaat. Sekejap mata di pemandangan.
Namun aku merasa. Penantianku bagaikan seabad. Aku merindukan tawamu. Aku ingin melihat mata lentikmu.
Kau akan kembali pada saat purnama yang ketiga. Apakah kau berdusta? Mudah-mudahan tidak begitu. Aku tetap setia menanti di sini
Bila saatnya tiba. Aku akan memberikan kejutan. Takkan kubiarkan kau menggantungku tanpa harapan. Karena aku ingin kita bersama. Sampai maut memisahkan.
Satu hari. Dua malam. Tiga purnama. Cincin ini menunggumu di sini
*
Samarinda, 18 Mei 2019
Anton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H