Saputangan ini pemberianmu. Lima tahun yang lalu. Di antara semua wanita, dengan engkaulah, aku ingin berumah tangga. Engkau wanita idamanku. Wanita yang kuimpikan selama ini.
Namun sayang. Engkau hilang. Lenyap. Seperti ditelan bumi. Jejakmu tak terlacak.Â
Polisi sudah ikut dilibatkan. Namun engkau tetap tak ditemukan. Seakan engkau raib begitu saja.
Keluargamu merasa sangat kehilangan. Terlebih aku. Kita sudah bertunangan. Selangkah lagi menuju pernikahan.
Aku tak tahu engkau masih ada atau sudah tiada. Segala cara sudah ditempuh untuk menemukanmu. Namun nihil yang diperoleh.
Saputangan ini tetap kusimpan. Rapi dalam kotak. Saputangan inilah yang menjadi awal perkenalan. Dengan benda ini juga, aku menyatakan cinta.Â
Aku tetap menunggumu. Dengan saputangan ini. Yang siap kuhantarkan padamu waktu kau hadir kembali.Â
Saputangan ini. Menanti sang pemilik kembali.
*
Samarinda, 20 Maret 2019
Anton