Ibu ini selalu menyuarakan gado-gado pencok setiap hari. Berjalan dari awal matahari terbit sampai menjelang matahari terbenam. Aku tak bisa membayangkan betapa capeknya kaki, leher, dan terutama kepala.Â
Gado-gado pencok. Makanan sederhana khas daerah. Sungguh mengingatkanku sewaktu di balikpapan. Ibu gado-gado pencok selalu melewati rumah orangtuaku. Kadang kami membeli, kadang tidak.Â
Sekarang sudah semakin jarang penjual gado-gado pencok keliling. Gado-gado dengan rasa khas atau pencok yang pedes ngangenin.Â
Gado-gado pencok. Susahnya untuk melupakan kalian. Harga murah meriah, perut kenyang, dan makanan legend dari sejak kukecil sampai sekarang.
Samarinda, 12 Februari 2019
AntonÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H