Setelah sempat vakum selama tiga bulan karena kesibukan mengajar, akhirnya bisa gitaran lagi.Â
Gitar, bagi saya adalah suatu alat musik yang unik. Di satu sisi, banyak orang menganggap gitar sebagai alat musik masyarakat kebanyakan. Mereka mengatakan kalau gitar itu kelasnya jauh di bawah piano, biola, atau harpa.Â
Bagi saya, mereka salah besar kalau berpikiran seperti itu. Gitar mempunyai keunikan yang sungguh luar biasa. Selain dipetik, badan gitar bisa juga ditabuh untuk menambahkan efek yang berbeda.Â
Banyak teknik di gitar yang bisa dilakukan, dan tentunya harga sangat terjangkau untuk orang kismin seperti saya dan juga gampang dibawa ke mana saja, sehingga mempunyai nilai plus dibanding alat musik lain yang berat dan besar.
Keinginan untuk mengembangkan kemampuan bergitar
Meskipun ada kesibukan mengajar dan bisnis online, saya berusaha untuk menyediakan waktu, berlatih gitar minimal satu jam setiap hari.
Kedisiplinan dan keteraturan adalah kunci-kunci kesuksesan. Saya sudah membuktikan beberapa kali akan dua kunci ini yang berimbas pada keberhasilan saya dalam melakukan apa pun, terutama dalam profesi saya sebagai guru bahasa Inggris.
Meskipun terkadang godaan untuk berhenti berlatih begitu kuatnya, namun saya juga berpikir bahwa saya melakukan dua kegiatan rutin saya yang lain tanpa mengharapkan imbalan, yaitu lari sore hari dan menulis di kompasiana, dan sampai saat ini, saya terus melakukan, dan positifnya, saya memperoleh teman-teman baru dari dua aktivitas tersebut.
Musik, dalam hal ini, memberikan keceriaan pada saya, dan itu positif, seperti halnya kesegaran badani setelah lari dan kesegaran pikiran setelah menulis di kompasiana.Â
"Kangennya main fingerstyle guitar setelah 3 bulan puasa main".
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi