Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Malu pada Bapak Tua Ini

8 Desember 2018   21:45 Diperbarui: 9 Desember 2018   00:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : try2bcoolnsmart.wordpress.com

Saya salut dengan bapak tua ini (saya tidak sempat memfoto beliau. Untung saya dapat foto beliau dari internet :)).

Pagi, siang dan malam, beliau mencari nafkah dari mengamen.

"Saya lebih menghargai pengamen seperti bapak ini, daripada pengemis, yang punya tangan, kaki, mata dan organ tubuh lain yang masih lengkap, tapi minta-minta uang, minta belas kasihan, tanpa ada usaha sedikit pun," celetuk bapak penjual buah di sebelah saya.

Saya setuju dengan bapak penjual buah.

Banyak orang yang lebih muda daripada bapak tua ini yang meminta-minta sedekah.

Sungguh menyedihkan.

Pesan Moral dari Bapak Tua ini

Bapak tua ini tidak menyampaikan pesan lisan secara langsung, namun saya menarik pesan moral dari perilaku bapak pengamen ini.

Pertama - Dia tidak mau mengemis

Dia bisa saja mengemis, apalagi di usia senja, dimana orang-orang seusianya biasanya leha-leha, menikmati masa tua sambil momong cucu atau melakukan kegiatan-kegiatan ringan lainnya.

Tapi alih-alih mengemis, bapak tua ini mengamen, dan uniknya menggunakan alat musik siter, sehingga menjadikan dia sebagai pengamen yang lain daripada yang lain.

Kedua - Jangan jadikan faktor usia sebagai hambatan untuk tetap berkarya

Tak sedikit yang berkata, "Saya sudah terlalu tua untuk itu."

Yang saya pikirkan waktu ada orang-orang yang berkata seperti itu adalah 'Apakah memang orang-orang itu lemah secara fisik atau malas?'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun