Saya salut dengan bapak tua ini (saya tidak sempat memfoto beliau. Untung saya dapat foto beliau dari internet :)).
Pagi, siang dan malam, beliau mencari nafkah dari mengamen.
"Saya lebih menghargai pengamen seperti bapak ini, daripada pengemis, yang punya tangan, kaki, mata dan organ tubuh lain yang masih lengkap, tapi minta-minta uang, minta belas kasihan, tanpa ada usaha sedikit pun," celetuk bapak penjual buah di sebelah saya.
Saya setuju dengan bapak penjual buah.
Banyak orang yang lebih muda daripada bapak tua ini yang meminta-minta sedekah.
Sungguh menyedihkan.
Pesan Moral dari Bapak Tua ini
Bapak tua ini tidak menyampaikan pesan lisan secara langsung, namun saya menarik pesan moral dari perilaku bapak pengamen ini.
Pertama - Dia tidak mau mengemis
Dia bisa saja mengemis, apalagi di usia senja, dimana orang-orang seusianya biasanya leha-leha, menikmati masa tua sambil momong cucu atau melakukan kegiatan-kegiatan ringan lainnya.
Tapi alih-alih mengemis, bapak tua ini mengamen, dan uniknya menggunakan alat musik siter, sehingga menjadikan dia sebagai pengamen yang lain daripada yang lain.
Kedua - Jangan jadikan faktor usia sebagai hambatan untuk tetap berkarya
Tak sedikit yang berkata, "Saya sudah terlalu tua untuk itu."
Yang saya pikirkan waktu ada orang-orang yang berkata seperti itu adalah 'Apakah memang orang-orang itu lemah secara fisik atau malas?'.